Puluhan komunitas dan individu berkumpul di Alun-Alun Purbalingga pada Sabtu, 22 Februari 2025, untuk menyuarakan solidaritas mereka terhadap band Sukatani. Aksi ini merupakan respons terhadap dugaan intimidasi yang dialami oleh dua anggota band tersebut dari pihak kepolisian. Para peserta aksi mengecam tindakan aparat dan menekankan pentingnya kebebasan berekspresi melalui musik. Selain itu, mereka juga melakukan beberapa bentuk protes simbolis, termasuk penyanyian lagu populer dan penyebaran uang recehan sebagai kritik terhadap birokrasi polisi.

Aksi solidaritas ini menampilkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari seniman hingga mahasiswa, yang datang bersatu padu mendukung band Sukatani. Peserta membawa poster dan mengadakan orasi yang mengkritik tindakan aparat kepolisian. Salah satu momen yang menonjol adalah penyanyian lagu "Bayar Bayar Bayar", yang telah menjadi viral di media sosial. Lagu ini dinyanyikan berulang kali selama aksi, dengan tujuan untuk menggambarkan ketidakpuasan masyarakat terhadap situasi yang dihadapi band Sukatani.

Para peserta aksi juga melakukan aksi simbolis dengan menyebarkan pecahan uang recehan. Ini bertujuan untuk menggambarkan beban finansial yang harus ditanggung oleh masyarakat ketika berurusan dengan institusi pemerintah. Koordinator aksi, Balqis, menegaskan bahwa aksi ini bukan hanya dukungan kepada Sukatani, tetapi juga upaya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kebebasan berekspresi melalui musik. Dia menekankan bahwa musik seharusnya tidak dibungkam dan masyarakat harus berani menyuarakan pendapat mereka melalui berbagai media.

Setelah dua jam berlangsung dengan tertib, aksi ini berakhir dengan serangkaian kegiatan sosial. Para peserta melanjutkan dengan membagikan ratusan paket sayuran kepada warga sekitar Alun-Alun Purbalingga. Inisiatif ini menunjukkan komitmen peserta aksi untuk memberikan manfaat langsung kepada masyarakat setempat. Meski aksi ini telah selesai, pesan kuat tentang kebebasan berekspresi dan solidaritas terus bergema.