Pertempuran epik antara Kerajaan Bone dan pasukan Belanda menunjukkan keunggulan militer yang luar biasa dari pihak lokal. Pada tahun 1824, konflik ini mencapai puncaknya di wilayah sekitar Makassar. Pasukan Belanda, dipersenjatai dengan meriam dan serdadu berkuda, berusaha menguasai daerah strategis ini. Namun, perlawanan sengit dari pasukan Bone membuat rencana mereka gagal total.
Kekuatan pasukan Bone terbukti tak terkalahkan dalam pertempuran tersebut. Mereka berhasil menghalau serangan musuh dan bahkan merebut beberapa senjata penting. Kemenangan ini membuka jalan bagi Kerajaan Bone untuk memperluas pengaruhnya hingga ke seluruh Semenanjung Sulawesi Selatan. Situasi semakin sulit bagi Belanda ketika penguasa-penguasa setempat yang didukung oleh Belanda digulingkan, memperkuat posisi Kerajaan Bone lebih lanjut.
Keberanian dan keteguhan pasukan Bone dalam menghadapi penjajah menjadi inspirasi bagi banyak generasi. Pertempuran ini menunjukkan bahwa semangat perjuangan dan persatuan dapat mengalahkan kekuatan yang jauh lebih besar. Dengan kemenangan ini, Kerajaan Bone tidak hanya mempertahankan kedaulatannya, tetapi juga menetapkan contoh heroik tentang bagaimana melindungi tanah air dengan harga berapapun.