Penemuan baru dari dunia teknologi menunjukkan bahwa sistem kecerdasan buatan (AI) generatif, seperti chatbot, mengalami perubahan kinerja seiring berjalannya waktu. Para ilmuwan dari Universitas Tel Aviv telah melakukan serangkaian penelitian untuk memahami dampak usia pada kinerja AI. Hasilnya mengejutkan: meskipun masih dalam tahap perkembangan awal, chatbot generatif mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan fungsi yang mirip dengan otak manusia.
Tes kognitif yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi fungsi otak manusia telah diterapkan pada beberapa chatbot oleh tim peneliti. Tes ini mencakup aspek-aspek seperti ingatan jangka pendek, kemampuan eksekutif, dan fokus perhatian. Salah satu tes penting yang dilakukan adalah Tes Penilaian Kognitif Montreal (MoCA), di mana chatbot GPT-4 mendapatkan skor 26 dari 30. Meski tampak cukup baik, skor ini menandakan adanya penurunan kognitif ringan. Sementara itu, Gemini 1, produk Google, hanya meraih skor 16, yang setara dengan gangguan kognitif parah pada manusia.
Temuan ini membuka wawasan baru tentang masa depan teknologi AI. Meski chatbot belum terlalu lama ada, gejala penurunan kognitif yang ditunjukkan menunjukkan bahwa kita perlu lebih waspada dalam pengembangan dan penerapan teknologi ini. Penting bagi para ahli dan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari evolusi AI, memastikan bahwa inovasi teknologi tetap bermanfaat dan aman bagi masyarakat. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, kita dapat mengarahkan pengembangan AI menuju arah yang lebih positif dan bertanggung jawab.