Indonesia berpotensi besar dalam pemanfaatan gas alam yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Saleh Husin, menyoroti pentingnya pengolahan gas menjadi produk bernilai tinggi. Dalam acara Forum Dialog Tekagama bertemakan "Akselerasi Hilirisasi Gas untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional", Saleh mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki cadangan gas yang sangat besar, mencapai 142,72 TSCF. Namun, hingga kini, hanya sekitar 5,494 BBTUB yang telah dimanfaatkan.
Optimalisasi potensi gas ini dianggap sebagai langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian nasional. Saleh menjelaskan bahwa hilirisasi gas dapat menghasilkan produk-produk bernilai tinggi seperti LNG, amoniak, methanol, dan biodiesel. Meskipun demikian, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satu masalah utama adalah harga gas alam yang masih lebih mahal dibandingkan dengan negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Selain itu, kesulitan mendapatkan bahan baku industri akibat kebijakan tertentu juga menjadi hambatan signifikan. Biaya logistik yang tinggi juga membuat produk Indonesia kurang kompetitif di pasar global.
Pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung percepatan hilirisasi gas alam. Saleh menekankan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% yang diinginkan oleh Presiden Prabowo Subianto, sektor industri Indonesia harus tumbuh dan berkembang. Kontribusi industri terhadap PDB minimal 29% diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut. Dengan pendekatan yang tepat, hilirisasi gas dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan daya saing produk industri Indonesia. Langkah ini bukan hanya akan memperkuat ekonomi nasional, tetapi juga membuka peluang bagi generasi muda untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa.