Pada hari Sabtu, seorang gadis muda bernama Putri Widhiasari mencuri perhatian warga Jakarta Timur dengan pertunjukan uniknya. Di salah satu pasar tradisional, Putri mempersembahkan peragaan busana yang menggabungkan unsur budaya Indonesia asli. Acara ini tidak hanya menarik perhatian pengunjung pasar tetapi juga menjadi cara efektif untuk mempromosikan warisan budaya lokal. Dengan gaya berjalan yang anggun, Putri memamerkan karya desainer muda dalam suasana yang biasanya dipenuhi kegiatan jual beli sehari-hari.

Putri Widhiasari, lahir pada tahun 2008, memilih pasar tradisional sebagai panggung untuk memperkenalkan beberapa elemen budaya Indonesia. Dalam acara tersebut, ia menampilkan "Suntiang," "Paes," dan "Kembang Goyang," karya dari desainer muda bernama Coco Rama. Pilihan lokasi ini bukan tanpa alasan. Pasar tradisional dipandang sebagai ruang yang ideal untuk mendekatkan budaya kepada masyarakat luas. Peragaan busana ini menjadi momen penting bagi Putri untuk menyebarkan pengetahuan tentang kekayaan budaya Indonesia.

Menurut Putri, ide untuk melakukan peragaan busana di pasar tradisional bermula dari keinginan untuk membuat budaya lebih akrab dengan masyarakat. "Aku ingin memperkenalkan sedikit budaya Indonesia melalui 'Suntiang, Paes, Kembang Goyang' dengan cara yang berbeda, yaitu catwalk di tempat umum seperti pasar Pisangan di Jakarta Timur," ungkap Putri. Acara ini tidak hanya menarik perhatian pengunjung pasar tetapi juga mendapatkan respons positif dari masyarakat setempat.

Dengan inisiatif ini, Putri berhasil membawa suasana baru ke pasar tradisional. Peragaan busana yang dilakukan di tengah-tengah keramaian pasar tidak hanya memberikan hiburan namun juga menjadi media edukasi budaya yang efektif. Melalui langkah sederhana namun berdampak besar ini, Putri telah membuktikan bahwa budaya bisa diperkenalkan dengan cara yang kreatif dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.