Dalam persiapan seleksi untuk menjadi calon siswa Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) tahun 2025, Muhammad Rafli Akbar menunjukkan keterampilannya di bidang teknologi informasi. Sebagai lulusan Teknologi Informatika dari Universitas Diponegoro, Rafli berkomitmen untuk memanfaatkan keahliannya dalam mengabdi kepada negara melalui institusi Polri. Dia memiliki pengalaman sebagai anggota Paskibraka pada tahun 2017 dan 2018, serta telah bekerja dalam beberapa proyek IT setelah menyelesaikan pendidikannya. Rafli terinspirasi untuk membantu mengatasi masalah perjudian online dengan kemampuan teknisnya.
Rafli, seorang sarjana Teknologi Informatika dari Universitas Diponegoro, telah mengejar karir yang bermakna sejak lulus kuliah. Dia aktif dalam berbagai pekerjaan terkait teknologi, termasuk pembuatan situs web. Pengalamannya sebagai anggota Paskibraka memberinya fondasi kuat dalam disiplin dan patriotisme. Setelah mendengar tentang program SIPSS, dia merasa ini adalah kesempatan ideal untuk menerapkan keahlian IT-nya dalam lingkungan polisi.
Sebagai anggota Paskibraka Provinsi Banten dan Asian Games 2018, Rafli telah belajar tentang tanggung jawab dan dedikasi. Dia menjelaskan bahwa motivasinya untuk bergabung dengan Polri berasal dari keinginan untuk mengatasi isu-isu seperti perjudian online. Rafli percaya bahwa dengan keahlian IT-nya, dia dapat membantu mengurangi tindakan ilegal di dunia maya. Selain itu, dukungan keluarga dan niat tulusnya untuk mengabdi telah menjadi pendorong utama dalam pencapaiannya saat ini.
Berpartisipasi dalam seleksi SIPSS 2025 bukanlah tugas yang mudah. Dari ratusan pelamar di seluruh Indonesia, hanya segelintir yang berhasil mencapai tahap akhir. Rafli berhasil lolos seleksi tingkat daerah dan kini berjuang di tingkat pusat di Akademi Kepolisian Semarang. Proses seleksi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kesehatan hingga keterampilan fisik, untuk memastikan kualifikasi terbaik.
Saat ini, ada 210 calon siswa yang telah melewati tahap awal, namun eliminasi tahap pertama telah memutuskan tujuh orang tidak memenuhi syarat. Meskipun tantangan besar, Rafli tetap fokus dan berusaha keras untuk mencapai tujuannya. Dia yakin bahwa dengan dukungan dari keluarga dan upayanya sendiri, dia akan berhasil menjadi bagian dari Polri. Rafli berharap bisa berkontribusi secara signifikan dalam mengatasi masalah kejahatan siber di Indonesia, menggunakan pengetahuan dan keterampilan IT-nya untuk membantu negara.