Kondisi politik Israel saat ini menunjukkan pergeseran strategis yang signifikan. Para pemimpin Israel mulai mempertimbangkan pendekatan diplomatik yang lebih luas dalam mengatasi konflik di wilayah Gaza. Pemerintah Israel, seperti disampaikan oleh para ahli politik, semakin berfokus pada pembentukan hubungan dengan negara-negara Arab untuk merumuskan rencana masa depan bagi Gaza. Langkah ini mencerminkan keinginan untuk mencari solusi jangka panjang melalui dialog dan diplomasi, bukan melalui konfrontasi militer.
Para analis menyatakan bahwa pemerintah Israel menghadapi tantangan serius dalam hal sumber daya dan dukungan publik. Mereka menekankan bahwa kembali ke jalur perang bukanlah opsi yang layak, karena dapat membawa dampak negatif yang lebih besar. Selain itu, situasi internal Israel juga mempengaruhi keputusan ini. Misalnya, prospek pemilihan umum mendatang dan potensi pergantian kepemimpinan telah mendorong para pemimpin untuk mencari solusi damai. Ini menunjukkan bahwa ada kesadaran akan pentingnya stabilitas dan perdamaian dalam menjaga keamanan nasional.
Pengaruh Amerika Serikat, terutama melalui administrasi Trump, juga menjadi faktor penting dalam kebijakan Israel. Penunjukan Ron Dermer sebagai mediator utama dalam negosiasi antara Israel dan Palestina menunjukkan upaya untuk mencapai tujuan perdamaian yang lebih konkret. Meskipun langkah ini dipandang kontroversial oleh beberapa pihak, hal tersebut mencerminkan komitmen Israel untuk mencari jalan keluar diplomatik. Dengan demikian, tindakan ini tidak hanya membuka peluang baru untuk perdamaian tetapi juga menunjukkan keberanian dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan stabilitas regional yang lebih baik.