Berita
Irjen Pol Loemy: Legenda Kepolisian dalam Menumpas Pemberontakan PRRI
2025-02-15

Dalam sejarah kepolisian Indonesia, nama Irjen Pol (Purn) K.E Loemy menjadi salah satu tokoh yang tak terlupakan. Kisah perjuangannya ketika menjabat sebagai Komandan Kompi A Ranger Mobbrig atau Resimen Pelopor Brimob pada tahun 1959 hingga 1961 merupakan bagian penting dari sejarah penumpasan pemberontakan PRRI di Sumatera. Selama masa ini, Loemy menunjukkan kepemimpinannya dalam menghadapi tantangan besar, termasuk insiden tragis selama proses interogasi tawanan.

Pelaksanaan Operasi Penumpasan Pemberontakan PRRI oleh Irjen Pol Loemy

Pada tahun 1961, di tengah-tengah suasana politik yang tegang, Letnan Kolonel Nawawi memimpin batalion-batalion Angkatan Darat yang mendukung pemberontakan PRRI di Sumatera. Di tengah situasi tersebut, AKP Loemy dipercaya untuk memimpin dua peleton Ranger dalam operasi penumpasan sisa-sisa pemberontak. Keberanian dan ketegasan Loemy terbukti saat ia harus berhadapan langsung dengan para pemberontak yang agresif.

Suatu hari, dalam misi interogasi tawanan pemberontakan DI/TII Daud Beureuh di Balai Desa Katesa, Sungai Hiu, Loemy mencoba mendapatkan informasi penting. Namun, proses interogasi berlangsung sulit karena tawanan enggan memberikan keterangan. Dalam upayanya untuk mendorong tawanan agar lebih kooperatif, Loemy memberikan kode kepada salah satu anggotanya melalui kedipan mata. Sayangnya, instruksi ini salah ditafsirkan, menyebabkan insiden tragis di mana tawanan tewas tertembak. Insiden ini membuat Loemy sangat marah dan langsung mengambil tindakan tegas.

Berbekal pengalaman dan disiplin tinggi, Loemy terus membina anggota pasukannya dengan ketat. Ia dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan teliti, bahkan sampai pada hal-hal detail seperti penampilan seragam. Karier Loemy mencapai puncaknya ketika ia menjabat sebagai Komandan Korps Brimob dari tahun 1975 hingga 1978. Setelah pensiun, pangkatnya dinaikkan menjadi Inspektur Jenderal Polisi.

Sebagai jurnalis, cerita Irjen Pol Loemy mengajarkan kita tentang pentingnya komunikasi yang jelas dalam situasi yang sensitif. Kesalahpahaman dapat memiliki konsekuensi yang fatal, seperti yang dialami dalam insiden tersebut. Seorang pemimpin tidak hanya harus bijaksana dalam bertindak tetapi juga harus memastikan bahwa setiap instruksinya dipahami dengan benar oleh timnya.

More Stories
see more