Dalam masyarakat, setiap keputusan yang diambil pasangan sering kali menjadi bahan perbincangan. Begitu pula dengan kisah Jennifer Coppen dan Dali Wassink, yang memilih untuk menikah setelah sang buah hati lahir. Keputusan ini mendapat berbagai tanggapan dari sekitar mereka. Meskipun ada aturan dalam agama Islam yang mengharuskan perkawinan dilakukan setelah kelahiran anak jika terjadi kehamilan di luar nikah, pasangan ini memiliki alasan tersendiri. Mereka menjelaskan bahwa hubungan mereka tidak didasari pada cinta romantis, melainkan pertimbangan lain yang lebih mendalam.

Ketika ditanya tentang latar belakang pernikahan mereka, Jennifer Coppen menjelaskan situasi yang unik. Dia menyebutkan bahwa Dali telah jujur mengungkapkan perasaannya. Menurutnya, Dali merasa bahwa menikah hanya karena adanya anak bukanlah pilihan yang tepat. Dia meyakini bahwa pernikahan harus didasarkan pada cinta yang tulus antara dua orang. Ini menjadi pemikiran penting bagi mereka berdua ketika membuat keputusan besar ini.

Berbeda dengan pasangan lain yang mungkin memilih jalan yang lebih konvensional, Jennifer dan Dali memprioritaskan integritas emosional dalam hubungan mereka. Dali menegaskan bahwa dia ingin membangun ikatan yang kuat dan berarti dengan pasangannya, bukan sekadar memenuhi kewajiban sosial atau agama. Sikap ini mencerminkan pandangan modern tentang pernikahan yang lebih menekankan pada kualitas hubungan daripada formalitas semata.

Pernikahan Jennifer dan Dali membuka diskusi tentang nilai-nilai apa yang seharusnya menjadi dasar sebuah hubungan. Kejujuran dan pengertian saling menjadi fondasi utama dalam keputusan mereka. Pasangan ini menunjukkan bahwa pernikahan bukan hanya tentang memenuhi ekspektasi sosial, tetapi juga tentang memastikan bahwa kedua belah pihak siap secara emosional dan mental untuk memulai hidup bersama.