Pertukaran strategis antara dua negara besar sedang terjadi, di mana Ukraina berencana memberikan akses kepada Amerika Serikat untuk mendapatkan pasokan mineralnya. Hal ini sebagai balasan atas dukungan militer yang diberikan oleh AS. Berdasarkan informasi dari pihak berwenang di Ukraina, persyaratan kesepakatan telah disetujui oleh kedua belah pihak. Mantan presiden AS Trump menyatakan bahwa dengan pendekatan ini, pajak warga AS akan digunakan secara efektif dalam memasok senjata ke Ukraina melawan Rusia selama tiga tahun. Kesepakatan ini muncul pertama kali pada bulan September, seiring dengan kekhawatiran tentang penarikan dukungan jika Trump terpilih kembali.

Sumber daya alam Ukraina mencakup berbagai mineral penting yang memiliki peran vital dalam teknologi modern dan sistem pertahanan. Beberapa contoh mineral tersebut antara lain titanium, litium, grafit, serta unsur-unsur tanah jarang seperti europium hingga gadolinium. Sebelum invasi Rusia pada Februari 2022, mineral menyumbang 6,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Ukraina dan 30% dari ekspornya. Ukraina merupakan salah satu penyedia titanium global dan juga memiliki cadangan litium yang signifikan. Selain itu, Ukraina bertanggung jawab atas produksi grafit global yang signifikan dan memiliki berbagai bahan baku lainnya termasuk batu bara, bijih besi, dan mangan.

Hubungan AS-Ukraina mengalami ketegangan sejak kepulangan Trump ke Gedung Putih. Presiden AS mengecualikan Ukraina dari negosiasi dengan Rusia dan merujuk Zelenskyy sebagai "diktator". Meski demikian, langkah-langkah baru ini tampaknya menciptakan peluang baru bagi kedua negara untuk bekerja sama dalam pengelolaan sumber daya mineral yang kritis ini. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan dapat membantu memperkuat posisi Ukraina dalam hal perlindungan diri dan pembangunan ekonominya.

Kesepakatan ini bukan hanya membuka jalan bagi kolaborasi internasional dalam bidang pertambangan dan teknologi, tetapi juga menunjukkan upaya Ukraina untuk mempertahankan kedaulatannya melalui aliansi strategis. Langkah ini dapat menjadi titik balik penting dalam hubungan diplomatik antara kedua negara tersebut.