Dalam sebuah situasi emosional yang mendalam, Arka mengekspresikan rasa syukur dan kecemasan atas kondisi Alika. Dia merasa tak terbayangkan hidup tanpa pasangannya. Alika menghibur Arka dengan meminta agar tidak membicarakan hal-hal negatif. Di sisi lain, Sandi berhadapan dengan Aline di tempat terpencil. Aline mengancam akan menyebarkan foto pernikahan mereka kepada Risa, yang tiba-tiba muncul di lokasi tersebut.

Bondongan Emosional Arka dan Alika

Arka memegang erat tangan Alika, menunjukkan kekhawatiran yang mendalam. Dia merasa sangat bersyukur karena Alika masih selamat. Saat melihat Alika pingsan dan tubuhnya dingin, Arka merasa seolah jiwa mereka hampir terpisah. Baginya, hidup tanpa Alika tampak mustahil. Alika menghentikan kata-kata Arka tentang kematian dengan jari di bibirnya, memohon untuk tidak membahas topik sensitif tersebut.

Melalui tatapan mata dan sentuhan hangat, Arka memohon pada Alika untuk berjanji menjaga dirinya dengan lebih baik. Alika akhirnya mengangguk, meminta maaf atas khawatir yang ditimbulkan. Dokter yang hadir merasakan cinta mendalam antara pasangan ini, merasa betapa beruntungnya Alika memiliki suami yang begitu mencintainya. Interaksi mereka menggambarkan hubungan yang penuh kasih sayang dan pengertian.

Konfrontasi Sandi dan Aline

Sandi bertemu dengan Aline di tempat terpencil, mencoba memahami alasan kedatangannya. Meskipun telah memenuhi semua permintaan Aline, dia masih merasa diteror. Aline menjelaskan bahwa dia datang karena sulit menghubungi Sandi. Situasi semakin rumit ketika Aline mengancam akan menyebarkan foto pernikahan mereka kepada Risa.

Pada saat yang sama, Risa tiba-tiba muncul di lokasi tersebut. Ketegangan meningkat seiring dengan ancaman Aline. Sandi harus berhadapan dengan situasi yang kompleks ini, mencoba menenangkan Aline dan menjelaskan bahwa tindakannya bisa merusak banyak hal. Kehadiran Risa menambah dimensi baru dalam konflik ini, memperjelas bahwa masalah mereka tidak hanya melibatkan dua orang, tetapi juga mempengaruhi orang lain.