Dalam sebuah video di kanal YouTube pribadinya, selebriti ternama Ria Ricis berbagi pengalaman pribadinya mengenai tantangan yang dihadapinya saat mencoba melaporkan akun-akun haters. Ia menemukan bahwa proses pelaporan tidak semudah yang dibayangkan, dengan birokrasi yang rumit dan permintaan uang dari pihak kepolisian. Pengalaman ini membuatnya merasa terjebak dalam lingkaran permintaan dana yang tak berkesudahan, sehingga ia memutuskan untuk menghentikan proses tersebut.
Ria Ricis, seorang selebriti populer, telah lama menerima saran dari banyak orang untuk melaporkan akun-akun yang telah menghina anaknya. Namun, ketika ia benar-benar mencoba melakukannya, prosesnya jauh lebih sulit daripada yang ia bayangkan. Di Polres Depok, depan ITC, Ria mendapati dirinya menghadapi situasi yang tidak terduga. Setelah memberikan sejumlah uang kepada petugas untuk keperluan operasional, ia terus dimintai tambahan dana. Situasi ini membuat Ria merasa frustrasi dan ragu tentang efektivitas sistem pelaporan yang ada.
Situasi ini bukan hanya sekadar hambatan administratif tetapi juga mencerminkan praktik korupsi yang masih sering terjadi dalam sistem peradilan. Ria menjelaskan bahwa permintaan uang ini datang langsung dari petugas senior, yang menyatakan bahwa dana tersebut diperlukan untuk peralatan atau keperluan lainnya. Meskipun awalnya Ria menuruti permintaan tersebut, ia kemudian merasa bahwa ini adalah siklus yang tak berujung. Akhirnya, Ria memilih untuk menghentikan proses pelaporan tersebut demi menghindari pengejaran dana yang terus-menerus.
Pengalaman Ria Ricis menyoroti isu penting mengenai praktik korupsi dalam sistem peradilan dan bagaimana hal ini dapat menghalangi akses masyarakat terhadap keadilan. Kisah ini juga mengajak kita untuk berpikir kritis tentang perlunya reformasi dalam prosedur pelaporan dan penegakan hukum agar menjadi lebih transparan dan adil. Dengan demikian, masyarakat dapat merasa lebih aman dan dilindungi tanpa harus terjebak dalam lingkaran permintaan dana yang tidak wajar.