Dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya, Dian Sovana, menyampaikan bahwa Danantara akan menjadi motor penggerak utama bagi generasi muda Indonesia. Inisiatif ini bukan hanya mencerminkan kekuatan masa depan negeri ini, tetapi juga membuka peluang kerja sama strategis internasional yang berkelanjutan. Dengan kolaborasi aktif antara pemerintah dan BUMN, diharapkan dapat tercipta investasi yang lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan pasar global.
Salah satu fokus utama adalah pembangunan infrastruktur nasional, terutama di sektor energi hijau. Dian Sovana menekankan pentingnya membangun kapasitas energi terbarukan hingga 60-70 gigawatt. Ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidup. Dengan demikian, Brantas Abipraya berkomitmen untuk berperan aktif dalam mewujudkan visi tersebut.
Selain mendukung pembangunan infrastruktur, Danantara juga berdampak positif pada pengelolaan BUMN secara keseluruhan. Dengan adanya pemangkasan birokrasi, proses pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan responsif terhadap dinamika pasar. Hal ini memungkinkan BUMN untuk lebih adaptif dan inovatif dalam mencari modal serta melakukan ekspansi. Tanpa bergantung pada Penyertaan Modal Negara (PMN), BUMN dipaksa untuk mencari sumber pendanaan alternatif dan menjalankan operasional dengan lebih mandiri.
Berbagai inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kinerja keuangan BUMN, tetapi juga memperkuat sinergi antar perusahaan milik negara. Dengan struktur pengelolaan yang lebih efisien, BUMN dapat beroperasi secara lebih produktif dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Misalnya, layanan publik dan infrastruktur dapat ditingkatkan sehingga masyarakat dapat merasakan dampak positif dari kinerja BUMN yang lebih baik.
Danantara juga memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan pengelolaan aset BUMN yang lebih optimal, manfaat ekonomi dapat dirasakan lebih cepat oleh rakyat. Misalnya, akses terhadap layanan publik yang lebih baik, infrastruktur yang modern, dan peningkatan daya saing ekonomi lokal. Selain itu, inisiatif ini memastikan bahwa sumber daya alam Indonesia tidak lagi diekspor mentah, tetapi diolah dan dimanfaatkan secara maksimal untuk kemakmuran bangsa.
Optimalisasi aset BUMN juga mendorong industrialisasi berbasis nilai tambah. Ini berarti bahwa produk-produk hasil olahan industri dalam negeri memiliki nilai jual yang lebih tinggi di pasar global. Sebagai contoh, bahan baku yang sebelumnya diekspor mentah kini dapat diolah menjadi produk jadi atau setengah jadi, sehingga meningkatkan pendapatan negara dan memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat.