Video yang beredar menunjukkan seorang wanita penumpang taksi online yang merasa diteror oleh oknum polisi. Dalam rekaman tersebut, terlihat seorang pria naik sepeda motor mengejar mobil yang ditumpangi wanita tersebut. Wanita itu kemudian merekam situasi dan menyatakan bahwa dirinya sedang dikejar oleh begal yang ternyata adalah oknum polisi.
Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandi, menjelaskan bahwa narasi yang beredar tidak sepenuhnya benar. Menurut Rezha, ada kesalahpahaman antara kedua belah pihak yang perlu dipertanyakan. "Kami telah melakukan klarifikasi dengan pihak yang bersangkutan, dan diketahui bahwa hanya terjadi kesalahpahaman," ujar Rezha dalam keterangan resminya.
Pada malam kejadian, anggota polisi tersebut melihat mobil tanpa pelat nomor di bagian belakang melewati wilayah Menteng. Anggota polisi lalu mencoba memberhentikan kendaraan tersebut untuk verifikasi. Sayangnya, pengemudi taksi online tidak berhenti dan terus melaju.
Menurut Rezha, anggota polisi sudah menunjukkan identitasnya kepada pengemudi. Namun, karena pengemudi taksi daring meragukan identitas tersebut, ia tetap melanjutkan perjalanan. "Anggota kami tidak memaksakan untuk memberhentikan mobil tersebut demi menghindari kecelakaan," tambah Rezha.
Kesalahpahaman ini akhirnya diselesaikan melalui mediasi. Pihak kepolisian dan penumpang taksi online sepakat untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Ini menunjukkan pentingnya komunikasi dan pemahaman antara masyarakat dan aparat hukum.
Situasi seperti ini juga mengingatkan kita akan pentingnya transparansi dan klarifikasi dalam setiap situasi yang dapat menimbulkan keraguan. Kepolisian harus selalu siap memberikan penjelasan yang jelas dan tuntas kepada publik guna menghindari kesalahpahaman yang lebih besar.