Dalam sejarah kerajaan Jawa, cerita tentang perjalanan panjang dan penuh tantangan Raden Wijaya menjadi bab yang menarik. Sebagai menantu Raja Singasari, Kertanegara, Raden Wijaya terpaksa melarikan diri ke Madura menggunakan perahu setelah menghadapi serangan mendadak oleh Jayakatwang. Pemberontakan ini telah meruntuhkan Istana Singasari dan menewaskan banyak pejabat. Meskipun muda dan kurang berpengalaman, Raden Wijaya diberi tanggung jawab untuk menghadapi musuh yang kuat. Akhirnya, ia memilih jalur pelarian ke utara, hingga mencapai wilayah Pasuruan. Dengan bantuan Lembu Sore, salah satu pengikut setianya, Raden Wijaya berhasil menyusun strategi evakuasi yang cermat.

Ketika situasi semakin genting, Raden Wijaya dan pasukannya melanjutkan perjalanan dengan hati-hati. Mereka singgah di sebuah dusun bernama Pandak, di mana mereka mendapat sambutan hangat dari ketua desa, Macan Kuping. Di tempat inilah Raden Wijaya beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanannya. Salah satu pasukannya, Gadjah Pagon, yang terluka parah, ditinggal di dusun tersebut. Penduduk setempat kemudian merawat dan menjaga Gadjah Pagon dengan baik. Setelah beberapa hari, Raden Wijaya melanjutkan perjalanan menuju dataran dan akhirnya naik perahu ke Madura.

Perjalanan Raden Wijaya ini bukan hanya merupakan upaya penyelamatan diri tetapi juga menjadi langkah penting dalam sejarah. Pengalaman ini membentuk karakter dan kepemimpinannya, yang nantinya akan membimbing jalan baru bagi kerajaan. Pelarian ini menunjukkan betapa pentingnya strategi dan dukungan dari orang-orang terdekat dalam menghadapi situasi sulit. Dengan bantuan para penduduk dan kesetiaan pasukannya, Raden Wijaya berhasil mencapai tujuan dan membuka lembaran baru dalam sejarah kerajaan.

Serangan Jayakatwang telah mengubah jalannya sejarah, namun kisah perjuangan Raden Wijaya menjadi simbol ketahanan dan keberanian. Perjalanan panjangnya dari Singasari hingga Madura menunjukkan bahwa dalam menghadapi tantangan besar, sikap pantang menyerah dan dukungan dari orang lain sangatlah berarti. Kisah ini juga mengajarkan bahwa setiap pengalaman, baik itu suka maupun duka, dapat membentuk karakter dan membuka jalan baru bagi masa depan.