Pada acara peluncuran terbaru, KaIND menampilkan serangkaian produk mode yang mengedepankan bahan-bahan alami. Pendiri KaIND, Melie Indarto, memimpin sesi diskusi dan workshop interaktif, membahas pentingnya bahan lokal dalam industri fashion. Acara ini menjadi wadah untuk memperkenalkan konsep fesyen berkelanjutan yang tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga mencerminkan komitmen terhadap gaya hidup sehat dan ramah lingkungan.
Di tengah suasana hangat, KaIND meluncurkan inisiatif baru mereka di bidang mode berkelanjutan. Pada kesempatan tersebut, pendiri Melie Indarto berbagi pandangan mendalam tentang tantangan dan potensi besar Indonesia dalam mengembangkan bahan fashion dari sumber daya lokal. Menurut Melie, 99 persen bahan fashion di negeri ini masih bergantung pada impor. Namun, ia yakin bahwa banyak tumbuhan asli Indonesia dapat digunakan sebagai alternatif, seperti serat rami, nanas, bahkan daun pisang.
Malie menekankan bahwa fesyen berkelanjutan bukan sekadar tren semata. Ini merupakan pernyataan kuat tentang karakter dan kepedulian terhadap lingkungan. KaIND berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan lembut dan ramah lingkungan, seperti peace silk, yang tidak hanya nyaman dipakai tetapi juga memiliki dampak positif pada alam. Mawar de Jongh, yang hadir dalam acara tersebut, setuju bahwa kenyamanan adalah faktor utama dalam menciptakan pakaian yang bertanggung jawab secara ekologis.
Dengan visi ini, Melie ingin membuktikan bahwa kebaikan alam bisa hadir dalam dunia fesyen tanpa mengorbankan kualitas atau estetika. Ia percaya bahwa melalui pilihan yang lebih bijaksana, kita dapat menciptakan perubahan positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Berdiri di garis depan gerakan ini, KaIND menunjukkan bahwa fesyen berkelanjutan adalah jalan masa depan yang cerah, di mana keindahan dan tanggung jawab lingkungan berjalan beriringan.