Subsidi energi merupakan elemen penting dalam perekonomian Indonesia, berperan dalam menjaga kesejahteraan masyarakat dan mendukung sektor-sektor strategis. Namun, tantangan dalam pengelolaannya, terutama untuk LPG, memerlukan pendekatan inovatif dan berkelanjutan.
Berdasarkan data dari beberapa sumber kredibel, belanja subsidi energi telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal seperti fluktuasi harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah. Konsumsi LPG domestik juga mengalami peningkatan drastis, mencapai hampir 8 juta metrik ton pada tahun 2024, naik dari hanya 0,6 juta metrik ton pada awal program konversi minyak tanah ke LPG pada tahun 2007. Sayangnya, peningkatan ini tidak diiringi dengan distribusi yang tepat, sehingga beban anggaran negara semakin besar.
Menghadapi tantangan dalam sistem distribusi LPG bersubsidi, perlu ada solusi komprehensif. Salah satu masalah utamanya adalah ketidakakuratan data yang menyebabkan banyak kelompok yang tidak berhak masih menikmati subsidi. Integrasi antara data kependudukan dan sistem pengawasan digital dapat membantu memastikan bahwa subsidi mencapai penerima yang tepat. Selain itu, fluktuasi harga komoditas global juga menambah beban anggaran, sehingga diperlukan strategi yang lebih kuat untuk menyeimbangkan antara subsidi energi fosil dan investasi pada energi baru terbarukan (EBT).
Untuk mengendalikan beban subsidi, langkah-langkah spesifik harus diambil. Misalnya, wilayah-wilayah dengan infrastruktur energi alternatif yang sudah berkembang seharusnya tidak lagi menerima LPG bersubsidi. Ini akan memastikan bahwa subsidi hanya digunakan oleh mereka yang benar-benar membutuhkan. Peningkatan penggunaan gas bumi melalui jaringan gas kota (jargas) atau alternatif lain seperti CNG dan LNG juga dapat menjadi solusi efektif. Dengan dukungan regulasi yang tepat dan insentif bagi investor, transisi ini bisa dilakukan dengan lebih lancar.
Dengan reformasi yang menyeluruh dan pendekatan yang lebih terstruktur, Indonesia dapat mencapai transisi energi yang berkelanjutan. Pengelolaan yang tepat akan memastikan bahwa subsidi energi tidak lagi menjadi beban berlebihan bagi keuangan negara, namun tetap mendukung kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Melalui kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah dan ramah lingkungan.