Para ahli ekonomi di Jakarta menilai bahwa aset yang dikelola oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) belum cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8%. Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, menjelaskan bahwa aset senilai USD900 miliar ini sebenarnya merupakan aset yang belum digunakan secara optimal. Meskipun jumlahnya besar, aset tersebut belum dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi, perlu adanya strategi lain seperti peningkatan investasi dan konsumsi.
Aset under management (AUM) yang dikelola oleh BPI Danantara mencapai nilai USD900 miliar atau setara dengan Rp14.513 triliun. Menurut Tauhid Ahmad, aset ini berasal dari konsolidasi aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, aset tersebut masih berada dalam kondisi idle, artinya belum digunakan secara maksimal. "Idle asset" ini tidak akan memberikan dampak langsung pada perekonomian jika tidak ada tindakan lanjutan untuk mengoptimalkannya. Salah satu cara adalah dengan mengalokasikan sebagian aset tersebut untuk investasi yang produktif.
Tauhid juga menekankan bahwa investasi saja tidak cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8% per tahun. Diperlukan dorongan lain, seperti peningkatan konsumsi hingga 7-8%. Konsumsi yang tinggi akan membantu meningkatkan aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Dia menjelaskan bahwa kombinasi antara peningkatan investasi dan konsumsi bisa menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
Rosan Perkasa Roeslani, CEO BPI Danantara, mengklarifikasi bahwa dari total aset USD900 miliar, hanya USD20 miliar yang akan dialokasikan untuk investasi dalam proyek-proyek strategis. Ini menunjukkan bahwa meskipun nilai aset sangat besar, penggunaannya harus diprioritaskan agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian nasional. Pengelolaan aset ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan efektivitas dan efisiensi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan, perlu adanya sinergi antara peningkatan investasi dan konsumsi. Selain itu, penggunaan aset yang lebih efektif dan optimal juga menjadi faktor penting. Langkah-langkah strategis ini akan membantu mendorong perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik dan mencapai target pertumbuhan yang ditetapkan.