Meskipun upaya untuk menjaga jarak pribadi seringkali menjadi prioritas, terkadang situasi memaksa kita untuk berinteraksi secara fisik. Dalam cerita ini, seorang individu bernama Ariel mengungkapkan tantangan yang dihadapinya ketika harus melakukan kontak fisik, khususnya salaman, dalam lingkungan kerjanya. Meski berusaha menghindarinya, Ariel menyadari bahwa ada kalanya hal tersebut tidak dapat dielakkan. Untuk mengatasi kekhawatirannya, ia memiliki rutinitas khusus yang dilakukan setelah interaksi fisik tersebut.

Setiap kali terpaksa melakukan salaman, Ariel selalu merasa perlu untuk membersihkan tangan dengan cermat. Menurutnya, ini bukan hanya sekadar ritual, melainkan langkah penting untuk menjaga kesehatan. Ia menjelaskan bahwa setelah berinteraksi dengan banyak orang, terutama di tempat kerja, mencuci tangan menjadi kebutuhan yang tak terelakkan. Proses ini dilakukan dengan sangat teliti, bahkan jika memerlukan waktu hingga tiga menit untuk memastikan kebersihan maksimal.

Bagi Ariel, kebiasaan ini telah menjadi bagian dari rutinitas harian. Setiap kali terjadi kontak fisik, ia langsung mencari kesempatan untuk membersihkan diri. Ini bukan hanya tentang menghilangkan kotoran yang terlihat, tetapi juga untuk membasmi mikroorganisme yang mungkin menempel pada kulit. Dengan begitu, ia merasa lebih tenang dan percaya bahwa langkah-langkah preventif ini membantu menjaga kesehatannya.

Kebersihan tangan merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain. Bagi Ariel, praktek ini telah menjadi cara efektif untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit. Melalui konsistensi dan disiplin, ia berhasil mengintegrasikan kebiasaan baik ini ke dalam kehidupan sehari-harinya, menunjukkan bahwa perhatian terhadap detail sederhana bisa membuat perbedaan besar dalam menjaga kesehatan.