Ketika berbicara tentang koperasi di Indonesia, ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan. Negara ini memiliki jumlah koperasi terbanyak di dunia, namun kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih rendah. Menurut pengamat ekonomi, Dewi Tenty Septi Artiany, meskipun jumlah koperasi telah meningkat signifikan sejak tahun 2013 hingga 2018, pertumbuhan kualitasnya belum mengikuti. Hal ini menjadi tantangan dalam upaya memposisikan koperasi sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Tanpa adanya blueprint yang jelas untuk reformasi undang-undang koperasi, proses pembentukan regulasi seringkali gagal mencapai tujuan utamanya.
Selama ini, koperasi simpan pinjam mendominasi sumbangan ke PDB, padahal seharusnya koperasi produksi dan konsumsi yang berkembang pesat. Dalam diskusi umum dengan DPR RI, Dewi menekankan pentingnya komitmen kuat dari pemimpin negara untuk mendorong perkembangan koperasi sesuai visi ekonomi rakyat. Ia juga menyoroti perlunya keseimbangan antara kuantitas dan kualitas dalam pembangunan koperasi.
Pengamat ini menjelaskan bahwa revisi UU Perkoperasian tanpa arah dapat menjadi penghalang bagi kemajuan ekonomi nasional. Dalam konteks ini, tidak adanya rencana jelas atau blueprint menjadi masalah utama. Sebagai akibatnya, tujuan dan target yang ingin dicapai melalui revisi undang-undang tersebut menjadi kabur. Akibatnya, usaha untuk menyusun UU sering kali berakhir dengan pembatalan. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pendekatan yang lebih terstruktur dan komprehensif dalam merancang regulasi koperasi.
Berdasarkan pandangan Dewi, sangat penting bagi pemerintah untuk fokus pada peningkatan kualitas koperasi, bukan hanya kuantitas. Ini termasuk mendukung pertumbuhan koperasi produksi dan konsumsi, yang dapat berkontribusi lebih signifikan terhadap ekonomi nasional. Selain itu, program-program seperti makan siang gratis di sekolah-sekolah dapat dimaksimalkan melalui kolaborasi dengan koperasi-koperasi ini. Dengan demikian, koperasi dapat benar-benar memainkan peran sebagai motor penggerak ekonomi rakyat yang sehat dan produktif.
Masa depan ekonomi rakyat di Indonesia sangat bergantung pada bagaimana negara ini membangun dan mengembangkan koperasi secara efektif. Dengan adanya komitmen kuat dari pemimpin dan pendekatan yang terarah dalam merancang regulasi, diharapkan koperasi dapat tumbuh menjadi lembaga ekonomi yang solid dan berdaya saing. Langkah-langkah strategis ini akan membantu mewujudkan visi ekonomi rakyat yang inklusif dan berkelanjutan.