Berita
Serangan terhadap Konvoi UNIFIL di Beirut Memicu Kecaman
2025-02-15

Dalam sebuah insiden yang mengejutkan, wakil komandan Pasukan Sementara Perserikutan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) mengalami luka-lukakan saat demonstran menghalangi konvoinya. Insiden ini terjadi pada malam Jumat, 14 Februari 2025, ketika Mayor Jenderal Chok Bahadur Dhakal berusaha meninggalkan negara tersebut menuju Nepal setelah menyelesaikan misinya. Peristiwa ini menyoroti situasi yang semakin tegang di Lebanon dan memicu kecaman internasional.

Insiden Serangan Konvoi UNIFIL di Beirut

Pada malam yang gelap dan penuh ketegangan, demonstran yang mendukung Hizbullah memblokir jalan utama menuju bandara Beirut untuk hari kedua berturut-turut. Mereka membakar kendaraan yang ditumpangi oleh pasukan penjaga perdamaian UNIFIL, termasuk konvoi yang membawa Mayor Jenderal Chok Bahadur Dhakal. Meskipun tentara Lebanon turun tangan untuk mengendalikan situasi, beberapa anggota pasukan penjaga perdamaian telah mengalami luka-luka.

UNIFIL menyatakan bahwa serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran hukum internasional yang mencolok dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang. Para pejabat UNIFIL mengekspresikan keheranan mereka atas serangan brutal ini terhadap pasukan yang telah bekerja keras untuk memulihkan keamanan dan stabilitas di Lebanon selatan selama masa-masa sulit.

Kemudian, militer Lebanon mengkonfirmasi bahwa penjabat komandan Mayor Jenderal Hassan Odeh telah berkomunikasi dengan UNIFIL dan berjanji akan melakukan tindakan hukum terhadap para pelaku. Pemerintah Lebanon juga merespons dengan cepat; Menteri Dalam Negeri Ahmad al-Hajjar memanggil pertemuan darurat untuk membahas situasi keamanan dan memberikan instruksi untuk mengidentifikasi dan menjerat para pelaku serangan tersebut.

Serangan ini terjadi setelah otoritas Lebanon mengambil langkah-langkah keras terhadap penerbangan Iran ke Beirut, yang diduga digunakan untuk menyelundupkan dana ke Hizbullah. Keputusan ini memicu protes dan tuduhan bahwa pemerintah Lebanon telah menyerah pada tekanan dari Israel.

Situasi ini menunjukkan kompleksitas hubungan antara pemerintah Lebanon, kelompok-kelompok politik lokal, dan kekuatan internasional. Serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL bukan hanya ancaman bagi keamanan regional tetapi juga mengingatkan pentingnya dialog dan kerjasama dalam menjaga stabilitas.

Sebagai pembaca, kita harus menyadari bahwa aksi kekerasan seperti ini hanya akan memperburuk situasi dan merusak proses perdamaian yang sudah lama dibangun. Semoga, semua pihak dapat menahan diri dan mencari solusi damai melalui jalur diplomatik.

More Stories
see more