Pada periode yang mencakup hampir satu setengah tahun, mulai dari 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025, dunia menyaksikan kerusakan luas terhadap situs-situs keagamaan di Jalur Gaza. Menurut data yang diberikan oleh Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina, militer Israel telah meruntuhkan lebih dari seribu masjid serta beberapa gereja. Selain itu, banyak pejabat agama tewas atau ditahan, sementara infrastruktur penting juga menjadi korban.
Dalam rentang waktu tersebut, situasi di wilayah ini menjadi sangat sulit bagi masyarakat setempat. Lebih dari seribu tempat ibadah mengalami kerusakan parah, termasuk 275 masjid yang sebagian hancur dan 834 lainnya runtuh total. Penghancuran tidak hanya berdampak pada struktur bangunan tetapi juga merusak pemakaman dan properti wakaf. Rezim pendudukan bahkan menargetkan 40 dari 60 pemakaman di kantong Palestina, dengan 21 di antaranya hancur total.
Kekejaman ini melampaui batas, dengan laporan tentang mayat yang digali dan dimutilasi. Selain itu, pasukan pendudukan juga merusak sebanyak 643 properti wakaf keagamaan, menyerang lembaga hukum, dan meruntuhkan gedung administrasi penting. Kendaraan kementerian pun tidak luput dari serangan.
Melihat kerusakan besar ini, upaya rekonstruksi sedang dipersiapkan. Koalisi Menara, sebuah inisiatif internasional yang melibatkan tokoh-tokoh agama dan organisasi amal dari lebih dari 30 negara, telah diluncurkan untuk mendukung pembangunan ulang masjid dan institusi keagamaan di Gaza. Tujuan utamanya adalah untuk memulihkan warisan budaya dan spiritual yang telah hancur.
Koalisi ini bertujuan untuk membantu masyarakat Gaza dalam proses penyembuhan dan pemulihan. Melalui dukungan internasional, mereka berharap dapat membangun kembali apa yang telah hilang dan memperkuat ikatan keagamaan dan sosial yang telah lama ada di wilayah tersebut. Upaya ini menunjukkan komitmen global terhadap perlindungan warisan budaya dan hak asasi manusia.