Dalam sebuah pertemuan penting di ibu kota Uni Emirat Arab (UEA), Presiden Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan mengekspresikan posisi kuat negara tersebut tentang isu Palestina kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Pertemuan ini mencakup berbagai topik strategis dan mengungkap sikap UEA yang mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi beberapa pihak, terutama mengenai normalisasi hubungan dengan Israel sebelumnya. Topik utama diskusi adalah penolakan tegas UEA terhadap pengusiran paksa warga Palestina dari tanah mereka serta pembebasan tawanan Amerika.
Di tengah kunjungan empat hari ke Timur Tengah oleh pejabat senior AS, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan menyampaikan pandangan UEA tentang pentingnya solusi dua negara untuk mencapai perdamaian abadi di wilayah tersebut. Pernyataan ini disampaikan di tengah situasi yang kompleks, di mana hampir 2,3 juta orang di Gaza telah kehilangan tempat tinggal akibat konflik baru-baru ini. Presiden UEA menekankan bahwa rekonstruksi Gaza harus berjalan seiring dengan upaya menuju perdamaian menyeluruh dan abadi.
Sikap UEA ini cukup mengejutkan karena sebelumnya negara ini merupakan pelopor dalam normalisasi hubungan dengan Israel selama era pemerintahan Trump. Langkah-langkah signifikan telah diambil, termasuk penandatanganan perjanjian bilateral dan pembukaan kedutaan besar di Tel Aviv pada tahun 2021. Namun, UEA tetap mempertahankan komitmennya terhadap stabilitas regional melalui pendanaan proyek-proyek rekonstruksi pasca-konflik.
Berbagai isu strategis juga dibahas dalam pertemuan ini, termasuk kerja sama regional dan tahapan berikutnya dari gencatan senjata Gaza. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyebut bahwa kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara kedua negara dalam menangani tantangan regional dan mendukung proses perdamaian.
Pertemuan ini menunjukkan bahwa meskipun UEA telah menjalin hubungan dekat dengan Israel, negara ini tetap berkomitmen pada hak-hak rakyat Palestina dan pencapaian perdamaian abadi di wilayah tersebut. Sikap tegas UEA dalam mendukung solusi dua negara dan rekonstruksi Gaza menyoroti peran pentingnya sebagai mediator dan penyokong stabilisasi regional.