Kepergian mendadak Barbie Hsu telah menimbulkan kesedihan yang mendalam bagi suaminya, DJ Koo. Musisi berbakat asal Korea Selatan itu memilih untuk menyendiri di rumahnya, enggan melepaskan abu istrinya yang meninggal akibat pneumonia akut pada awal bulan Februari 2025. Berita ini mencengangkan banyak orang, terutama ketika muncul kabar bahwa DJ Koo mengalami kesulitan dalam menerima kenyataan tersebut. Situasi semakin rumit dengan perbedaan pendapat tentang metode pemakaman yang dipilih oleh keluarga Barbie Hsu.

Selanjutnya, DJ Koo akhirnya memutuskan untuk menghormati keinginan keluarga istrinya dan setuju dengan metode penguburan ramah lingkungan. Meski demikian, ia tetap tidak bisa lepas dari rasa duka yang mendalam. Sejak kembali dari Jepang dengan membawa abu sang istri, DJ Koo lebih memilih mengisolasi diri, tenggelam dalam kesedihan. Keluarga dan teman-temannya sering mengunjunginya untuk memberikan dukungan moral, termasuk mengadakan upacara peringatan sebagai bentuk penghormatan kepada bintang Meteor Garden tersebut.

Pada tanggal 8 Februari 2025, DJ Koo menghadiri acara peringatan pribadi yang sangat berarti baginya. Acara ini bertepatan dengan ulang tahun pernikahannya yang ketiga dan tujuh hari setelah Barbie Hsu meninggal dunia. Dalam suasana yang penuh emosi, DJ Koo tampak terharu saat menjaga abu istrinya sepanjang upacara. Beberapa sumber melaporkan bahwa dia menangis tersedu, menunjukkan betapa besar cintanya kepada artis 48 tahun itu. Media lokal juga mencatat kondisi fisik DJ Koo yang tampak melemah, menimbulkan kekhawatiran di kalangan penggemarnya.

Momen-momen sulit ini menegaskan betapa pentingnya dukungan dan kasih sayang dalam menghadapi duka. Meskipun rasa sakit mungkin tak terhindarkan, semangat untuk bangkit kembali dan merayakan kenangan indah bersama orang yang dicintai dapat menjadi sumber kekuatan. Ini adalah pelajaran tentang bagaimana kita harus saling mendukung satu sama lain dalam masa sulit, serta menghargai setiap momen yang kita miliki dengan orang-orang terdekat.