Pertunjukan kasih sayang di depan umum oleh pasangan Duke dan Duchess of Sussex, Meghan Markle dan Pangeran Harry, pada acara Invictus Games baru-baru ini menimbulkan berbagai reaksi. Di satu sisi, banyak penggemar yang memujinya sebagai momen romantis menjelang Hari Valentine. Namun, di sisi lain, tindakan tersebut mendapat kritik pedas dari beberapa pihak, termasuk mantan pejabat politik Inggris dan jurnalis senior. Peristiwa ini juga mengangkat pertanyaan tentang peran publik pasangan kerajaan dalam acara yang seharusnya fokus pada para veteran.
Di tengah suasana hangat musim gugur Kanada, pasangan Duke dan Duchess of Sussex menjadi sorotan saat mereka hadir di acara Invictus Games di Vancouver. Tercatat bahwa Duchess, 43 tahun, terlihat mencengkeram lengan sang pangeran dan memegang wajahnya dengan lembut di salah satu momen acara tersebut. Meskipun aksi tersebut dipuji oleh sebagian orang sebagai tanda cinta yang manis, namun ada pula yang merasa tidak setuju.
Minggu itu, Amanda Platell, seorang jurnalis senior, menyampaikan pendapatnya dalam sebuah artikel yang dipublikasikan oleh Daily Mail. Dia mengecam perilaku tersebut, menganggapnya sebagai penyalahgunaan perhatian media yang seharusnya difokuskan pada para veteran dan keluarga mereka. Mantan sekretaris pers William Hague juga ikut mengkritik, menyatakan bahwa tindakan pasangan tersebut tampak tidak tepat dalam konteks acara yang bertujuan untuk menghormati para prajurit yang telah berjuang.
Sumber-sumber anonim bahkan melaporkan bahwa para veteran merasa diabaikan. Ada kekecewaan yang berkembang karena acara yang seharusnya memperingati kepahlawanan para prajurit malah menjadi panggung bagi pasangan kerajaan. Selain itu, diketahui bahwa Meghan sudah merencanakan untuk meninggalkan acara lebih awal dan pulang ke rumahnya di California dengan jet pribadi.
Para ahli humas seperti Edward Coram James menyarankan bahwa Meghan sebaiknya tidak hadir sama sekali, mengingat proyek Invictus Games adalah inisiatif pribadi Pangeran Harry. Merek bersama pasangan ini telah mengalami penurunan popularitas selama beberapa tahun terakhir, sebagian besar disebabkan oleh strategi hubungan masyarakat yang kurang efektif.
Dari perspektif jurnalisme, peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya bagi tokoh publik untuk mempertimbangkan dampak emosional dan simbolis dari setiap tindakan mereka. Meskipun moment kemesraan bisa tampak romantis, namun dalam konteks yang salah, hal tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman dan reaksi negatif. Dalam situasi ini, kedua belah pihak—para veteran dan pasangan kerajaan—seharusnya mendapatkan perhatian yang seimbang agar acara tetap fokus pada tujuan utamanya.