Dalam perkembangan terbaru, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tengah berhadapan dengan tantangan serius untuk menangani dugaan intimidasi yang melibatkan band Sukatani. Para aktivis hak asasi manusia dan pengamat keamanan meminta agar Polri melakukan investigasi mendalam atas perilaku oknum polisi di Jawa Tengah yang diduga telah mengintimidasi band tersebut. Situasi ini menciptakan tekanan besar bagi pimpinan tertinggi Polri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, untuk bertindak cepat dan tegas.
Pengamat dari Institute for Security and Strategic Studies, Bambang Rukminto, menekankan pentingnya pengecekan menyeluruh terhadap Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ribut Hari Wibowo, sebagai bagian dari upaya transparansi dan akuntabilitas institusi kepolisian. Dia menegaskan bahwa setiap aksi oleh personel Direktorat Siber Polda Jateng perlu dipertanyakan, termasuk apakah mereka bertindak atas perintah atasan. Langkah-langkah tegas harus diambil untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip keadilan dan perlindungan masyarakat tetap menjadi prioritas utama dalam operasi polisi.
Investigasi ini bukan hanya tentang memenuhi prosedur formal, melainkan juga tentang membangun kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Dengan demikian, Divisi Propam Polri harus bekerja secara profesional untuk mengungkap fakta-fakta sebenarnya dan memberikan kejelasan kepada masyarakat. Komitmen Polri untuk menjaga keselamatan dan keamanan semua warga negara, termasuk anggota band Sukatani, menunjukkan langkah positif menuju penguatan demokrasi dan hukum di Indonesia. Keberanian untuk melakukan introspeksi diri dan bertindak atas dasar keadilan akan membawa Polri semakin dekat dengan tujuan utama: melindungi dan melayani rakyat.