Pemerintah China telah mengambil tindakan ketat dalam mengelola ekspor mineral strategis, dengan fokus pada lima logam penting yang memiliki peran vital di berbagai sektor. Upaya ini dilakukan sebagai respons terhadap situasi geopolitik global yang dinamis. Sejak tahun 2023, Beijing telah memperluas daftar pembatasan ekspor mineral dan teknologi kritis, mencakup bahan-bahan yang digunakan dalam teknologi modern hingga pertahanan nasional.

Berbagai jenis mineral dan teknologi menjadi sasaran kebijakan baru ini. Mulai dari logam seperti antimon, galium, dan germanium yang dibutuhkan dalam industri elektronik dan energi bersih, hingga bahan-bahan kunci seperti grafit yang penting bagi produksi baterai kendaraan listrik. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen China untuk tetap menjadi pemimpin global dalam rantai pasokan mineral kritis. Selain itu, pembatasan teknologi pemrosesan baterai dan magnet tanah jarang juga diberlakukan, mempengaruhi akses negara-negara lain terhadap teknologi canggih ini.

Keputusan ini mendorong perusahaan-perusahaan internasional untuk mencari alternatif baru dalam rantai pasokan mereka. Meskipun demikian, langkah-langkah China mencerminkan upaya membangun kedaulatan teknologi dan menjaga stabilitas industri domestik. Dengan demikian, kebijakan ini tidak hanya melindungi kepentingan nasional, tetapi juga mendorong inovasi dan pengembangan teknologi lokal. Hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi global dalam bidang sumber daya alam dan teknologi dapat membawa manfaat bagi semua pihak, selama dilakukan dengan prinsip saling menguntungkan dan bertanggung jawab.