Kesulitan dalam menyatukan dua petinju hebat untuk bertanding seringkali disebabkan oleh berbagai faktor yang rumit. Salah satu contoh adalah pertarungan antara Terence Crawford dan Saul Canelo Alvarez, dua nama besar di dunia tinju, yang tampaknya sulit terwujud. Pertama-tama, kondisi fisik dan performa Terence Crawford menjadi hambatan utama. Crawford telah lama absen dari ring setelah kemenangan yang sulit atas Israil Madrimov. Selain itu, ia belum pernah mengalami tantangan di kelas menengah super, yang membutuhkan peningkatan berat badan signifikan. Ini membuat banyak pihak meragukan kemampuannya untuk bersaing dengan Canelo di divisi yang lebih tinggi.

Faktor lain yang mempengaruhi kemungkinan pertarungan ini adalah usia dan motivasi Crawford. Di usia 38 tahun, Crawford dianggap sudah tidak muda lagi untuk standar petinju profesional. Performanya yang kurang meyakinkan dalam pertarungan terakhirnya semakin menambah keraguan. Selain itu, ada tuduhan bahwa Crawford hanya tertarik pada bayaran besar yang ditawarkan oleh pertarungan ini, bukan gelar atau prestasi. Motivasi finansial ini dianggap sebagai alasan utama mengapa pertarungan ini mungkin tidak akan berlangsung sebagaimana mestinya. Banyak yang khawatir bahwa fokus pada uang akan mengurangi kualitas pertarungan dan mengecewakan para penggemar.

Pertarungan antara dua petinju top seperti Crawford dan Canelo seharusnya menjadi momen yang dinantikan oleh penggemar tinju. Namun, dengan berbagai hambatan yang ada, pertarungan ini justru berpotensi menjadi kekecewaan. Alih-alih memberikan spektakel yang mendebarkan, pertarungan ini bisa saja berakhir sebagai pertunjukan yang tidak memuaskan. Yang penting adalah, para petinju harus tetap berfokus pada sportivitas dan integritas olahraga, bukan hanya keuntungan finansial. Dengan demikian, pertarungan-pertarungan besar dapat tetap menjadi inspirasi bagi generasi penerus dan memperkuat nilai-nilai positif dalam dunia tinju.