Pada akhir abad kedua puluh, sebuah keluarga yang tinggal di daerah terpencil di Turki menarik perhatian dunia ilmiah. Mereka memiliki cara bergerak yang tidak biasa, mirip dengan hewan bukan manusia. Para peneliti mendokumentasikan gerakan mereka yang unik dan mencoba memahami penyebab fenomena ini. Lima dari delapan belas anak dalam keluarga tersebut menggunakan empat anggota tubuhnya untuk bergerak, sebuah kondisi yang belum pernah terlihat sebelumnya pada manusia dewasa modern. Ini memicu diskusi panjang tentang evolusi dan definisi kemanusiaan.
Dalam desa-desa terpencil di negeri yang penuh sejarah, sebuah keluarga dengan keunikan luar biasa telah ditemukan. Di sana, para peneliti menemukan bahwa beberapa anggota keluarga Ulas bergerak dengan cara yang sangat tidak biasa—menggunakan tangan dan kaki mereka seperti hewan. Fenomena ini pertama kali diketahui pada awal tahun 2000-an, ketika makalah ilmiah mulai dipublikasikan tentang lima saudara yang berjalan dengan empat anggota tubuhnya. Profesor Nicholas Humphrey, seorang psikolog evolusi dari LSE, melakukan penelitian lebih lanjut di tempat tersebut.
Orang tua Ulas memiliki total delapan belas anak, namun hanya enam di antaranya lahir dengan kemampuan berjalan quadrupedal. Kulit di telapak tangan mereka setebal kulit di kaki mereka, memberikan bukti fisik yang mengejutkan. Humphrey menyatakan bahwa fenomena ini mengubah pandangan tradisional tentang apa yang membedakan manusia dari hewan lain. "Kita selalu berpikir bahwa berjalan dua kaki adalah ciri khas kemanusiaan," katanya. "Namun, orang-orang ini telah menantang pemahaman kita."
Dari perspektif seorang jurnalis, penemuan ini mengingatkan kita bahwa evolusi masih merupakan topik yang dinamis dan kompleks. Fenomena seperti ini mendorong kita untuk terus merenungkan definisi kemanusiaan dan bagaimana kita memandang diri sendiri sebagai spesies. Ini juga menjadi pengingat bahwa masih banyak hal yang belum kita ketahui tentang tubuh dan pikiran kita sendiri.