Situasi yang memprihatinkan terjadi di Gaza, di mana penanganan jenazah warga Palestina dan Israel menimbulkan kontroversi. Pihak berwenang di Gaza mengkritik Komite Palang Merah Internasional (ICRC) atas apa yang mereka anggap sebagai perlakuan tidak adil antara kedua pihak. Perbedaan cara penanganan tersebut mencerminkan ketegangan yang masih ada dalam konflik ini, serta menyoroti isu keadilan internasional.
Di tengah situasi yang rumit ini, Ismail Thawabta, seorang pejabat media senior di Gaza, mengungkapkan keprihatinannya melalui platform X. Dia menunjukkan bahwa ICRC tampaknya memiliki standar ganda dalam menangani korban dari kedua belah pihak. Saat menerima jenazah warga Israel, organisasi tersebut mengadakan upacara resmi dengan penuh hormat. Namun, untuk jenazah warga Palestina, metode yang digunakan jauh lebih sederhana dan kurang menghormati martabat manusia.
Thawabta menekankan bahwa perbedaan perlakuan ini mencerminkan sikap diskriminatif dan mengekspos kegagalan dunia internasional dalam menegakkan prinsip keadilan. Tuduhan ini datang setelah serangkaian peristiwa yang menegaskan kompleksitas hubungan antara Hamas dan Israel. Bulan September lalu, ICRC telah membantah keterlibatan mereka dalam proses pemindahan jenazah warga Palestina dari wilayah Israel ke Gaza.
Pada kesempatan terpisah, Hamas menyerahkan jenazah empat tawanan Israel kepada pihak berwenang Israel. Langkah ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan yang baru-baru ini disepakati. Dalam pesan kepada keluarga para tawanan, Hamas menyampaikan harapan agar orang-orang tersebut dapat kembali dengan selamat, namun pada akhirnya harus menyerahkan jenazah mereka sebagai hasil dari operasi militer.
Peristiwa ini menyoroti tantangan yang dihadapi dalam mencapai solusi perdamaian yang adil bagi semua pihak yang terlibat. Kritik terhadap ICRC menunjukkan pentingnya menjaga integritas dan objektivitas dalam menangani situasi kemanusiaan yang sensitif seperti ini. Selain itu, hal ini juga menggarisbawahi pentingnya dialog dan kerjasama internasional dalam menyelesaikan konflik yang sudah berlangsung lama ini.