Penceritaan ini menggambarkan perjalanan hidup seorang wanita yang menghadapi penderitaan sejak kecil karena luka di wajahnya. Luka tersebut disebabkan oleh perlakuan kasar dari seseorang yang dekat dengannya. Hal ini membuat wanita tersebut tumbuh dengan rasa benci yang mendalam. Di sisi lain, sepupunya memiliki penampilan menarik, yang semakin memicu rasa iri. Namun, sepupunya justru membantunya untuk menyembuhkan luka-lukanya melalui dukungan spiritual. Sayangnya, pemulihan fisik ini malah membangkitkan dendam yang lebih besar dalam dirinya, sehingga ia mulai mencari balas kepada orang-orang yang pernah menyakitinya.
Narasi ini mengungkapkan kisah seorang wanita bernama Saida yang hidup dalam bayang-bayang rasa sakit sejak masa kanak-kanak. Dia sering menerima perlakuan tidak baik dari orang dewasa yang seharusnya merawatnya. Akibatnya, Saida tumbuh dengan trauma psikologis dan fisik yang mendalam. Meskipun begitu, dia tetap berusaha bangkit dan mencari cara untuk memperbaiki kondisi dirinya.
Selama bertahun-tahun, Saida hidup dengan rasa takut dan rendah diri akibat cedera yang dideritanya. Namun, nasib baik datang ketika sepupunya, Mahira, yang memiliki penampilan indah, menunjukkan belas kasihan dan membawa Saida kepada seorang ahli spiritual. Melalui intervensi ilmu gaib, luka-luka Saida perlahan mulai pulih. Proses penyembuhan ini bukan hanya memperbaiki penampilan fisiknya, tetapi juga membantu Saida menemukan kembali kepercayaan dirinya.
Dengan penampilan baru yang mempesona, Saida merasa telah mendapatkan kekuatan untuk menghadapi masa lalunya. Namun, alih-alih bersyukur, dia justru terobsesi dengan ide pembalasan. Saida percaya bahwa semua orang yang pernah menyakiti atau merendahkan dirinya harus dibayar. Dengan bantuan sang ahli spiritual, dia mulai merencanakan cara untuk membalas dendam.
Saida menggunakan kekuatan gaib yang dipelajarinya untuk melakukan aksi pembalasan yang mengerikan. Dia memburu satu per satu orang yang pernah menyakitinya, tanpa ampun. Setiap korban menjadi simbol bagi rasa sakit yang pernah dia alami. Metode pembalasannya dilakukan dengan cara-cara mistis yang menyeramkan, menambah nuansa horor pada kisah ini. Semakin banyak orang yang menjadi targetnya, semakin dalam pula Saida tenggelam dalam dunia gelap kebencian dan dendam.