Konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Rumah Sawit Indonesia (RSI) bertujuan untuk membahas tantangan global dalam pengembangan industri pangan dan energi berkelanjutan. Acara ini akan diadakan pekan ini di Hotel JW Marriott Medan, Sumatera Utara. Para peserta akan mendapatkan wawasan tentang bagaimana industri pertanian di Indonesia dapat mengatasi berbagai isu penting, termasuk perubahan iklim dan hambatan perdagangan dari Uni Eropa.
Pertemuan ini menyoroti kebijakan Uni Eropa yang mewajibkan produk komoditas bebas deforestasi sebelum masuk ke wilayah mereka. Hal ini menjadi tantangan khusus bagi industri pertanian dan perkebunan di Indonesia, terutama untuk produk seperti minyak sawit, kakao, kopi, dan karet. Namun, Kacuk Sumarto, Ketua Umum RSI, melihat ini sebagai peluang untuk memperbaiki standar dan tata kelola industri. Dengan meningkatkan standar keberlanjutan, Indonesia dapat memperluas akses pasar ekspor, terutama ke Uni Eropa.
Konferensi ini juga akan membahas empat tujuan utama: memahami dampak perubahan iklim pada sektor bisnis, menggali upaya mitigasi dampak perubahan iklim di sektor pertanian dan perkebunan, mendapatkan pemahaman tentang latar belakang dan dampak kebijakan EUDR dan EU RED II. Melalui diskusi dan seminar dengan para ahli dan praktisi industri global, konferensi ini bertujuan untuk memberikan solusi konkret dan strategis bagi industri pertanian Indonesia.
Acara ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri untuk mencapai tata kelola berkelanjutan. Dengan pendekatan proaktif dan inovatif, Indonesia dapat memanfaatkan peluang baru dalam pasar global sambil menjaga lingkungan. Konferensi ini menjadi platform penting bagi semua pihak yang terlibat dalam industri pertanian untuk bersama-sama merumuskan langkah-langkah strategis menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan sejahtera.