Dalam konferensi pers mingguan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Shafqat Ali Khan, menyampaikan bahwa rencana transfer teknologi militer canggih ini dapat memperburuk ketidakseimbangan militer di kawasan dan merusak stabilitas strategis. Ia menekankan pentingnya pandangan holistik dan objektif dari mitra internasional untuk mencapai perdamaian abadi di Asia Selatan. "Kami mendesak komunitas internasional untuk mempertimbangkan implikasi keamanan regional," tegas Khan.
Menyuarakan kekhawatiran lebih lanjut, Pakistan mengingatkan bahwa langkah-langkah seperti ini tidak membantu dalam pencapaian tujuan perdamaian abadi di Asia Selatan. Mereka juga meminta mitra internasional untuk berpikir secara holistik dan objektif tentang isu-isu perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut. Dengan demikian, Pakistan menegaskan perlunya sikap yang seimbang dan realistis dalam mendukung kebijakan pertahanan.
Selama pertemuan dengan Perdana Menteri Narendra Modi, Trump mengumumkan rencana untuk meningkatkan penjualan militer ke India hingga miliaran dolar. Langkah ini merupakan bagian dari kerja sama pertahanan India-AS yang semakin berkembang. Trump dan Modi membahas peningkatan kolaborasi militer, termasuk potensi penjualan pesawat tempur siluman F-35 kepada India. "Mulai tahun ini, kami akan meningkatkan penjualan militer ke India hingga miliaran dolar," kata Trump dalam jumpa pers bersama.
Pernyataan tersebut menunjukkan upaya AS untuk memperkuat hubungan pertahanan dengan India. Namun, hal ini juga memicu respons yang beragam dari negara-negara tetangga, terutama Pakistan. Di sisi lain, kerjasama ini dipandang sebagai langkah strategis bagi kedua negara untuk menghadapi tantangan keamanan global dan regional.
Khan menyatakan ketidaksetujuan Pakistan terhadap rencana tersebut, menekankan bahwa Pakistan telah bekerja sama dalam penanggulangan terorisme dengan AS. Dia mengungkapkan kekecewaan karena referensi penjualan F-35 ditambahkan ke pernyataan bersama meskipun ada kerja sama yang sudah berlangsung. "Kami sangat prihatin atas rencana transfer teknologi militer canggih ke India," katanya.
Langkah ini memiliki implikasi strategis yang signifikan. Peningkatan kapabilitas militer India melalui akses ke teknologi tinggi seperti F-35 dapat mengubah dinamika keamanan di Asia Selatan. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana negara-negara lain di kawasan tersebut akan merespons, serta dampak jangka panjang terhadap hubungan bilateral dan multilateral di wilayah tersebut.
Sebagai satu-satunya negara Islam yang bersenjata nuklir, Pakistan memiliki posisi yang unik dalam konteks geopolitik Asia Selatan. Respons mereka terhadap rencana penjualan F-35 oleh AS mencerminkan kekhawatiran mendalam tentang keseimbangan kekuatan militer dan stabilitas strategis di wilayah tersebut. Islamabad mendesak masyarakat internasional untuk mempertimbangkan implikasi keamanan regional, menyoroti risiko potensial yang dapat timbul dari langkah tersebut.
Pakistan juga menekankan pentingnya pendekatan yang seimbang dan adil dalam mendukung kebijakan pertahanan. Mereka meminta mitra internasional untuk berpikir secara holistik dan objektif tentang isu-isu perdamaian dan keamanan di Asia Selatan. Dengan demikian, Pakistan berusaha untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan tidak hanya memperkuat satu pihak tetapi juga menjaga keseimbangan dan stabilitas di kawasan.