Pada akhir pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pemecatan Ketua Kepala Staf Gabungan (CCJS) Jenderal Charles Q Brown Jr. Pengangkatan yang mengejutkan ini menunjuk seorang mantan Letnan Jenderal, Dan Caine, yang telah pensiun, sebagai penggantinya. Keputusan ini mencerminkan ketidakpuasan Trump terhadap para perwira militer yang dianggapnya tidak setia. Meskipun masih memerlukan persetujuan Senat, penunjukan Caine akan berarti pengaktifan kembali dan kemungkinan kenaikan pangkat menjadi jenderal bintang empat.
Dalam suasana politik yang tegang, langkah dramatis ini terjadi pada akhir pekan lalu di ibu kota AS, Washington. Presiden Trump merasa frustrasi dengan para jenderal yang dianggapnya kurang loyal. Dua pejabat senior AS mengungkapkan bahwa Trump sudah memutuskan untuk mengganti Jenderal Brown selama pertemuan dengan Menteri Pertahanan Pete Hegseth pada Kamis pekan lalu. Selanjutnya, pada 14 Februari, Trump bertemu dengan Caine di Gedung Putih untuk membahas posisi penting ini.
Meski ada dua kandidat kuat, termasuk Jenderal Michael E Kurilla dari Angkatan Darat, Trump memilih Caine. Selama masa aktifnya, Caine dikenal sebagai pilot pesawat tempur F-16 dan memiliki pengalaman luas sebagai penghubung militer ke CIA serta pendiri maskapai penerbangan regional di Texas. Dalam pesan media sosial, Trump memuji Caine sebagai "seorang pilot ulung, pakar keamanan nasional, dan pejuang perang dengan pengalaman operasi khusus."
Penunjukan Caine menandai langkah yang tidak biasa dalam sejarah militer AS, karena ia adalah seorang jenderal pensiunan yang dipanggil kembali untuk memegang jabatan tertinggi. Ini juga menunjukkan kecenderungan Trump untuk memilih individu dengan latar belakang unik dan pengalaman luas di bidang keamanan nasional.
Dari sudut pandang seorang jurnalis, langkah ini menunjukkan betapa dinamis dan sering kali tidak terduga lingkungan politik AS. Keputusan Trump menunjukkan bahwa ia mencari figur yang bukan hanya ahli dalam hal militer tetapi juga memiliki wawasan strategis dan pengalaman bisnis. Bagi pembaca, ini bisa menjadi tanda bahwa era baru dalam kepemimpinan militer AS sedang dimulai, dengan fokus lebih besar pada inovasi dan adaptabilitas.