Fethullah Gülen, seorang tokoh agama Turki yang berpengaruh, menghabiskan sisa hidupnya dalam pengasingan di Amerika Serikat. Dia meninggal pada usia 83 tahun di Pennsylvania pada 20 Oktober 2024. Gulen pernah menjadi sekutu dekat Presiden Recep Tayyip Erdoğan, namun hubungan mereka memburuk di awal dekade 2010-an. Konflik mencapai puncaknya ketika Erdogan menuduh Gulen sebagai dalang upaya kudeta militer Turki pada tahun 2016. Meskipun tinggal di AS, tuduhan ini membuat nama Gulen terus muncul dalam konteks politik Turki.
Gulen dan Erdoğan memiliki hubungan yang kompleks. Awalnya, mereka adalah sekutu dekat, namun persahabatan ini berubah menjadi permusuhan. Pada awal dekade 2010-an, Erdoğan mulai merasa khawatir dengan pengaruh yang dimiliki Gulen di berbagai institusi negara, termasuk kepolisian dan kehakiman. Hal ini memicu ketegangan yang semakin memburuk.
Puncak permusuhan terjadi ketika Erdogan menuduh Gulen sebagai dalang di balik upaya kudeta militer Turki pada tahun 2016. Walaupun saat itu Gulen berada dalam pengasingan di AS, tuduhan ini tetap mengubah dinamika politik Turki. Tuduhan ini tidak hanya mempengaruhi hubungan antara kedua tokoh tersebut, tetapi juga menciptakan polarisasi dalam masyarakat Turki. Pengikut Gulen, yang dikenal sebagai gerakan Hizmet, menjadi sasaran kritik dan tindakan keras dari pemerintah Erdoğan. Akibatnya, banyak anggota gerakan ini yang ditangkap atau dipaksa untuk melarikan diri ke luar negeri.
Fethullah Gülen lahir pada 27 April 1941 di Korucuk, Turki. Sejak awal, dia mendapat pendidikan yang kuat dalam tradisi Islam dan menjadi pemimpin spiritual yang berpengaruh. Gulen mendirikan gerakan Hizmet, sebuah inisiatif sosial dan sipil yang bertujuan untuk menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan publik. Dia menganjurkan transformasi pribadi dan partisipasi aktif dalam isu-isu sosial serta politik.
Pandangan sosial dan kewarganegaraan Gulen sangat dipengaruhi oleh konteks sejarah tempat dia dibesarkan. Dia lahir dalam keluarga dan komunitas religius pada masa ketika pemerintah Turki sangat berkomitmen pada prinsip-prinsip sekuler. Perspektifnya semakin berkembang karena ekspansi Uni Soviet dan konflik di Balkan antara Muslim dan Kristen. Gulen meyakini bahwa Islam penting untuk pembentukan masyarakat yang ideal dan sepenuhnya menganut nasionalisme Turki. Dia mempromosikan neoliberalisme ekonomi dan menyoroti pentingnya warisan Ottoman Turki. Warisan dan ajarannya terus mempengaruhi banyak orang bahkan setelah kematiannya.