Investasi di startup kecerdasan buatan (AI) mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024, mencapai rekor baru dengan dana yang dikumpulkan mencapai USD110 miliar. Sementara itu, perusahaan teknologi swasta lainnya mengalami penurunan investasi sebesar 12%. Ekosistem AI yang luas, meliputi perangkat keras, infrastruktur, dan aplikasi, telah menjadi fokus utama para pemodal ventura. Startup seperti Anthropic, Waymo, Anduril, xAI, Databricks, dan Vantage mendapatkan perhatian besar, dengan Databricks memimpin dalam penggalangan dana. Meskipun OpenAI tidak mengumpulkan dana terbanyak, namun tetap menjadi tolok ukur industri AI.
Dalam beberapa tahun terakhir, sektor kecerdasan buatan telah menunjukkan pertumbuhan luar biasa, khususnya di tahun 2024. Perusahaan-perusahaan AI berhasil mengumpulkan dana sebesar USD110 miliar, meningkat 62% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menandakan bahwa ekosistem AI, yang mencakup berbagai bidang seperti perangkat keras, infrastruktur, dan aplikasi, semakin menarik bagi para investor. Pendiri Dealroom, Yoram Wijngaarde, menyatakan bahwa gelombang ini adalah yang terbesar dalam sejarah berdasarkan jumlah uang yang diinvestasikan.
Berbagai startup AI mendapat perhatian khusus. Anthropic, yang berfokus pada model bahasa besar dan AI generatif, serta Waymo dengan teknologi kendaraan otonom, menjadi contoh startup yang mendapatkan pendanaan besar. Selain itu, Databricks, yang bergerak di bidang pemrosesan dan pengelolaan data AI, berhasil mengumpulkan USD10 miliar, menjadikannya startup dengan pendanaan tertinggi pada tahun tersebut. Meski demikian, OpenAI tetap menjadi tolok ukur industri ini dengan aplikasi viral ChatGPT dan pendanaan agregat lebih dari USD20 miliar.
Investasi di startup AI bervariasi di berbagai wilayah dunia. Amerika Serikat menjadi pemimpin dengan 42% dari total modal ventura yang dialokasikan untuk startup AI, sementara Eropa hanya mencapai 25%, dan China menginvestasikan USD7,6 miliar. Perbedaan ini mencerminkan strategi inovasi yang berbeda di setiap wilayah. Di Eropa, tantangan inovator masih menjadi isu, di mana mereka cenderung kurang agresif dalam mengganti teknologi yang ada.
Masa depan investasi AI tampaknya akan dipengaruhi oleh biaya operasional yang tinggi, terutama untuk model bahasa besar yang membutuhkan infrastruktur komputasi besar. Alternatif open source seperti DeepSeek mulai muncul sebagai solusi yang lebih ekonomis. Data dari Dealroom menunjukkan bahwa sekitar 12% pendanaan VC AI masuk ke startup yang berfokus pada AI open source. Ini bisa menjadi indikasi tren yang akan berkembang di tahun-tahun mendatang, di mana efisiensi dan aksesibilitas menjadi prioritas.