Dalam sebuah pidato yang mengejutkan di Konferensi Keamanan Munich, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan sikap yang lebih kritis terhadap Amerika Serikat. Sebagai negara yang telah memberikan bantuan militer paling besar kepada Ukraina melalui NATO, AS sekarang tampaknya mendapat keraguan dari pemimpin Ukraina. Dalam pertemuan internasional ini, Zelensky menyatakan bahwa retorika Donald Trump tentang perang di Ukraina dan komentar Wakil Presiden AS JD Vance telah mempengaruhi pandangan Kiev. Dia juga menekankan pentingnya Eropa berdiri sendiri dalam menghadapi ancaman Rusia.
Pidato Zelensky di Konferensi Keamanan Munich membuka bab baru dalam hubungan antara Ukraina dan AS. Pada malam Sabtu waktu Indonesia, dia menegaskan bahwa dukungan AS mungkin tidak lagi dapat diandalkan. Komentar-komentar kontroversial dari politisi AS seperti Trump dan Vance menjadi sorotan utama. Trump, dengan retorikanya yang mirip dengan Vladimir Putin, membuat Zelensky merasa khawatir. Sementara itu, Vance menyoroti akhir era hubungan erat antara Eropa dan AS, yang menurutnya harus disesuaikan oleh Eropa. Zelensky berpendapat bahwa saat ini, hanya Ukraina yang bisa menghentikan agresi Rusia, meskipun didukung oleh bantuan luar negeri. Dia juga menekankan bahwa Eropa perlu bertindak demi kepentingannya sendiri.
Sikap Zelensky mencerminkan kekhawatiran akan potensi penolakan AS terhadap Eropa. Dia menyerukan agar Eropa lebih mandiri dan mempertimbangkan pembentukan pasukan militer sendiri. Ini bukanlah ide baru, namun sebelumnya dipandang kontroversial. Zelensky berharap bahwa Eropa dapat memainkan peran lebih aktif dalam menjaga keamanan regional, terlepas dari perubahan sikap AS.
Menghadapi situasi geopolitik yang semakin kompleks, Zelensky menyoroti pentingnya solidaritas Eropa. Dia menegaskan keyakinannya pada kemampuan Eropa untuk mengambil tindakan yang diperlukan bagi kepentingan bersama. Selain itu, dia menekankan bahwa Ukraina, dengan bantuan internasional, telah berhasil menahan serangan Rusia. Namun, Zelensky juga mengajak para pemimpin Eropa untuk waspada terhadap kemungkinan perubahan sikap AS dalam mendukung blok Eropa.