Pertemuan antara Menteri Agama Indonesia, Nasaruddin Umar, dan Menteri Kesehatan Arab Saudi membahas beberapa aspek penting terkait penyelenggaraan ibadah haji. Salah satu poin utama yang disoroti adalah penentuan kriteria istitha’ah (kemampuan) haji berdasarkan kondisi kesehatan daripada usia. Menag juga meminta waktu satu tahun untuk sosialisasi jika ada perubahan aturan batasan usia dan penambahan jumlah petugas haji Indonesia menjadi 4.000 orang.

Penyampaian Aspirasi dalam Pertemuan di Jakarta

Pada hari Senin, 24 Februari 2025, di Rumah Dinas Duta Besar Arab Saudi di Jakarta, Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, bertemu dengan Menteri Kesehatan Arab Saudi, Fahad Abdulrahman Al-Jalajel. Topik utama pembicaraan adalah tentang penentuan kriteria kemampuan haji. Menag menekankan bahwa faktor kesehatan harus menjadi acuan utama, bukan usia. Hal ini didasarkan pada pengamatan bahwa banyak jemaah haji Indonesia yang sudah lanjut usia namun masih memiliki kondisi fisik yang prima.

Dalam pertemuan tersebut, Menag juga mengusulkan agar pemerintah Arab Saudi memberikan waktu satu tahun bagi Indonesia untuk melakukan sosialisasi apabila ada perubahan aturan terkait batasan usia jemaah haji. Menurutnya, hal ini penting agar calon jemaah dapat memahami dan mempersiapkan diri dengan baik.

Selain itu, Menag meminta penambahan jumlah petugas haji Indonesia menjadi 4.000 orang, sama seperti tahun sebelumnya. Keberadaan petugas dari Indonesia dinilai sangat penting untuk memastikan layanan optimal bagi jemaah, serta membantu meringankan tugas pemerintah Arab Saudi dalam mengelola jemaah haji.

Berdasarkan aspirasi yang disampaikan oleh Menag, pemerintah Arab Saudi diharapkan dapat mempertimbangkan masukan-masukan ini demi kenyamanan dan kelancaran pelaksanaan ibadah haji bagi jemaah, khususnya dari Indonesia. Dengan adanya penyesuaian kriteria berdasarkan kondisi kesehatan, diharapkan lebih banyak jemaah dapat melaksanakan ibadah haji dengan lancar dan aman.