Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, menekankan pentingnya peningkatan cadangan emas untuk memperkuat kemandirian ekonomi Indonesia. Menurutnya, potensi cadangan emas di negeri ini sangat besar, mencapai 2.600 ton, namun distribusinya belum optimal. Meskipun Indonesia berada di posisi keenam dunia dalam hal cadangan emas, jumlah emas batangan yang tercatat masih tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura. Erick menjelaskan bahwa total cadangan emas yang ada di sistem keuangan Indonesia saat ini hanya sekitar 201 ton, yang tersebar di Bank Sentral, BSI, dan Pegadaian.
Upaya peningkatan cadangan emas telah dimulai dengan peningkatan produksi emas nasional. Menteri ESDM berhasil mendorong produksi emas dari 110 ton menjadi 160 ton per tahun, memberikan peluang signifikan bagi peningkatan cadangan. Dengan langkah ini, Erick optimistis bahwa dalam lima tahun mendatang, cadangan emas Indonesia dapat mencapai hampir 440 ton. Selain itu, ia juga menggarisbawahi potensi besar emas yang beredar di kalangan masyarakat, diperkirakan mencapai 1.800 ton. Emas ini disimpan secara pribadi di berbagai tempat, termasuk di rumah-rumah penduduk.
Peningkatan cadangan emas tidak hanya akan memperkuat kemandirian ekonomi, tetapi juga meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global. Potensi emas yang luar biasa ini, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi sumber kekuatan ekonomi yang signifikan bagi bangsa. Melalui upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat, Indonesia dapat merealisasikan tujuan jangka panjang untuk mencapai kemandirian ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan.