Proyek film live action Snow White yang dijadwalkan tayang pada tahun 2025 mendapatkan perhatian luas dari masyarakat, namun tidak semuanya positif. Berbagai pihak menyuarakan penolakan dan seruan boikot terhadap produksi ini. Kontroversi bermunculan mulai dari perubahan alur cerita hingga keterlibatan Gal Gadot dalam proyek tersebut. Aktris Rachel Zegler, yang memerankan karakter utama, mengungkapkan bahwa versi baru Snow White akan lebih mandiri dan tidak lagi bergantung pada tokoh pangeran untuk penyelamatan. Hal ini menuai berbagai respons, termasuk ketidakpuasan dari penggemar setia kisah aslinya.
Dalam suasana gemuruh musim gugur yang indah, industri perfilman Hollywood sedang diguncang oleh kontroversi seputar film live action Snow White yang rencananya akan dirilis pada tahun 2025. Proyek ini mendapat sorotan publik karena berbagai seruan boikot yang muncul. Salah satu pemicu utama adalah pernyataan aktris Rachel Zegler, yang berperan sebagai Snow White, tentang perubahan besar dalam cerita klasik ini. Menurutnya, karakter Snow White kali ini akan ditampilkan sebagai sosok yang lebih kuat dan mandiri, tanpa adanya adegan penyelamatan oleh pangeran melalui ciuman setelah Snow White memakan apel beracun. Ini menjadi titik kontroversi bagi para penggemar yang merasa bahwa perubahan ini tidak menghormati esensi kisah asli yang telah dikenal selama puluhan tahun.
Selain itu, kehadiran artis Hollywood Gal Gadot menambah panasnya isu ini. Gadot, yang dikenal karena dukungan vokalnya terhadap Israel, telah lama menjadi sorotan di dunia hiburan. Isu ini semakin memanas setelah muncul kabar bahwa Disney pernah memberikan dukungan finansial kepada Israel. Reaksi negatif pun meluas di media sosial, sehingga memperkuat keputusan sebagian kalangan masyarakat untuk memboikot film Snow White ini.
Meskipun tim produksi bersikukukuh bahwa interpretasi modern ini adalah upaya untuk menyegarkan cerita yang sudah klasik, gelombang boikot yang terjadi menunjukkan bahwa perubahan narasi dan pemilihan pemeran menjadi isu yang sangat sensitif. Dengan perdebatan yang semakin menggema di berbagai platform, prospek kesuksesan film Snow White live action pun kian dipertanyakan oleh publik.
Dari perspektif seorang jurnalis, fenomena ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan antara inovasi dan penghormatan terhadap warisan budaya populer. Setiap langkah yang diambil dalam industri hiburan harus dipertimbangkan dengan hati-hati, mempertimbangkan dampak yang dapat ditimbulkan pada berbagai pihak yang terlibat. Seruan boikot ini bukan hanya soal film, tetapi juga mencerminkan dinamika kompleks antara seni, politik, dan masyarakat.