Bulan Ramadan, yang dikenal sebagai bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah, memiliki makna mendalam bagi umat Islam. Menurut para ulama, nama ini berasal dari kata Romadh, yang merujuk pada panas yang menyengat. Namun, penamaan ini bukan hanya tentang suhu fisik, melainkan juga memiliki konotasi spiritual. Awal mula penggunaan nama-nama bulan dalam kalender Hijriyah dapat ditelusuri hingga konvensi petinggi Arab di Makkah pada tahun 412 Masehi. Saat itu, mereka menentukan 12 nama bulan untuk memudahkan urusan perdagangan dan kehidupan sehari-hari. Nama-nama tersebut kemudian dipopulerkan dan digunakan secara luas.
Bulan Ramadan menjadi simbol pembaruan diri dan pembersihan dosa. Konsep "panas" dalam Ramadan lebih sering dipahami secara metaforis, menggambarkan proses penyucian jiwa melalui ibadah puasa. Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa Ramadan membakar dosa-dosa dengan amal saleh. Ini berarti bahwa selama bulan ini, setiap perbuatan baik yang dilakukan oleh umat Islam dapat membersihkan kesalahan masa lalu.
Sejarah penamaan bulan-bulan dalam kalender Hijriyah dimulai dari pertemuan lintas suku dan kabilah Arab di Makkah pada zaman Kilab bin Murrah. Tujuan utamanya adalah menciptakan sistem penanggalan yang seragam untuk mempermudah transaksi perdagangan. Dari pertemuan ini, lahir 12 nama bulan yang masih kita kenal hingga kini. Penomoran bulan dalam kalender Hijriyah baru ditetapkan pada masa Khalifah Umar bin Khaththab, ketika bulan Muharram ditetapkan sebagai bulan pertama.
Menurut beberapa sumber, termasuk buku "Essentials of Ramadan, The Fasting Month" oleh Tajuddin Shuaib, kalender Hijriyah berbasis bulan rata-rata 11 hari lebih pendek dibandingkan kalender berbasis matahari. Akibatnya, bulan Ramadan tidak selalu bertepatan dengan musim panas. Makna "panas" dalam konteks Ramadan lebih sering dipahami sebagai sensasi kehausan saat berpuasa atau harapan bahwa dosa-dosa terdahulu akan hangus terbakar melalui ibadah.
Pesan penting tentang keutamaan Ramadan disampaikan dalam hadits Rasulullah SAW: Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya di masa lalu pasti diampuni. Hal ini menunjukkan bahwa Ramadan merupakan waktu yang sangat berharga untuk pembaruan spiritual dan moral bagi umat Islam. Melalui ibadah dan refleksi diri, individu dapat meningkatkan kualitas hidupnya dan mendapatkan ampunan dari Tuhan.