Dokter bedah senior di Prancis akan menghadapi pengadilan pada tanggal 24 Februari mendatang, karena didakwa melakukan tindakan kekerasan seksual terhadap hampir 300 pasiennya. Joel Le Scouarnec, berusia 74 tahun, telah mengejutkan masyarakat medis dan umum dengan tuduhan serius ini. Sebagian besar korban diserang ketika mereka dalam kondisi tidak sadar, sehingga meningkatkan tingkat keparahan dari kasus ini. Dalam beberapa tahun terakhir, Le Scouarnec telah berada di penjara setelah dinyatakan bersalah atas empat kasus kekerasan pada anak-anak pada tahun 2020.
Kasus yang akan diproses pada bulan Februari mendatang melibatkan pelanggaran terhadap 299 pasien di lebih dari satu dekade kerja, antara tahun 1989 hingga 2014. Dari jumlah tersebut, sekitar 256 korban berusia di bawah 15 tahun, dengan rentang usia termuda hanya satu tahun hingga tertua 70 tahun. Meskipun pernah mendapatkan hukuman pada tahun 2005 karena kepemilikan gambar pelecehan seksual anak-anak, Le Scouarnec tetap berpraktik tanpa gangguan hingga pensiunnya pada tahun 2017. Penyelidikan baru dimulai setelah seorang gadis kecil melaporkan insiden pemerkosaan dan polisi menemukan catatan pelecehan dalam buku harian pribadinya.
Pengungkapan kasus ini memicu pertanyaan tentang efektivitas sistem perlindungan korban dan regulasi profesi medis. Banyak yang bertanya, berapa banyak pihak yang mengetahui perilaku buruk Le Scouarnec namun tetap membiarkannya berpraktik? Kasus ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat untuk selalu waspada dan memperkuat mekanisme pengawasan agar tidak ada lagi korban yang harus merasakan penderitaan serupa. Ini juga mengajarkan kita bahwa kepercayaan publik terhadap profesional medis harus dibarengi dengan kontrol yang ketat dan transparansi.