Penghapusan pernyataan tentang kemerdekaan Taiwan dari situs web Departemen Luar Negeri AS telah memicu reaksi keras dari pihak China. Meskipun AS menegaskan komitmennya terhadap kebijakan Satu China, langkah ini tetap menyebabkan ketidakpuasan yang mendalam di Beijing. Di satu sisi, Taiwan menyambut positif perkembangan ini, namun di sisi lain, China meminta AS untuk segera memperbaiki kesalahannya.
Departemen Luar Negeri AS baru-baru ini melakukan pembaruan rutin pada laman fakta hubungan AS-Taiwan, termasuk penghapusan frasa yang menyatakan tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. Meski demikian, AS menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen pada prinsip Satu China dan mengakui China daratan sebagai mitra formal. Langkah ini bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih akurat kepada publik tentang hubungan tidak resmi antara kedua negara tersebut.
Perubahan ini mencerminkan pendekatan yang lebih dinamis dalam diplomasi AS terhadap Taiwan. Pembaruan laman fakta juga menyatakan bahwa AS akan mendukung partisipasi Taiwan dalam organisasi internasional jika relevan. Hal ini menunjukkan sikap AS yang lebih proaktif dalam mendukung peran Taiwan di panggung global. Namun, AS tetap menentang perubahan sepihak terhadap status quo oleh kedua belah pihak, menunjukkan keseimbangan yang rumit dalam kebijakan luar negerinya.
Reaksi terhadap perubahan ini sangat beragam. Sementara Menteri Luar Negeri Taiwan menyambut positif perkembangan ini, pihak China merespons dengan ketidakpuasan yang mendalam. Beijing mengkritik AS atas apa yang dianggap sebagai "kemunduran serius" dalam sikapnya terhadap Taiwan, menganggap revisi tersebut mengirimkan sinyal yang salah kepada kelompok separatis di pulau tersebut.
China melihat Taiwan sebagai provinsi yang pada akhirnya harus bersatu kembali dengan negara induknya, dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mencapai tujuan ini. Sebaliknya, banyak warga Taiwan merasa diri mereka sebagai entitas terpisah, meskipun mayoritas mendukung status quo tanpa deklarasi kemerdekaan atau reunifikasi. Situasi ini menciptakan dinamika yang kompleks dalam hubungan tiga pihak ini, dengan AS berusaha menjaga keseimbangan antara dukungan terhadap Taiwan dan komitmennya terhadap prinsip Satu China.