Pertanyaan mengenai pencabutan sanksi atas konflik antara Rusia dan Ukraina telah memicu spekulasi luas. Pernyataan dari Washington yang menyebutkan bahwa pencabutan sanksi dapat menjadi bagian dari proses perdamaian telah menarik perhatian dunia. Dalam sebuah forum keamanan finansial di Ekaterinburg, Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina menegaskan bahwa bank tidak terlibat dalam negosiasi tersebut. Barat telah menerapkan sejumlah sanksi luar biasa terhadap Rusia sejak Februari 2022, dengan dana cadangan devisa senilai USD300 miliar masih dibekukan di bank-bank asing. Aset-aset ini telah digunakan untuk mendukung pinjaman bagi Ukraina, yang mencapai USD50 miliar dari G7. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga menyoroti pentingnya konsesi dari semua pihak untuk mencapai solusi berkelanjutan.
Berbagai spekulasi tentang kemungkinan penghapusan sanksi Rusia telah muncul setelah indikasi dari Washington bahwa langkah ini bisa menjadi bagian dari upaya perdamaian. Pada forum "Keamanan Siber dalam Keuangan" di Ekaterinburg pada Kamis (20/2), Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina ditanya apakah ada negosiasi tentang pelonggaran sanksi keuangan dan pemblokiran cadangan mata uang Rusia. Menjawab pertanyaan tersebut, Nabiullina menyatakan bahwa Bank Sentral Rusia tidak terlibat dalam negosiasi ini dan dirinya tidak memiliki informasi lebih lanjut.
Sanksi yang dikenakan oleh Barat terhadap Rusia sejak Februari 2022 telah menciptakan dampak signifikan. Sebanyak USD300 miliar milik Bank Sentral Rusia masih berada dalam kondisi beku di bank-bank asing, terutama di Amerika Serikat dan Uni Eropa. Dana ini telah digunakan untuk mendukung pinjaman senilai USD50 miliar kepada Ukraina dari G7. Selain itu, Kiev telah mendesak sponsor baratnya untuk menggunakan aset-aset tersebut untuk mendanai usaha militer dan rekonstruksi Ukraina. Rusia menganggap tindakan ini sebagai "pencurian" dan bersumpah untuk melawan secara hukum.
Mengikuti pembicaraan tingkat tinggi antara Moskow dan Washington di Arab Saudi, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menekankan bahwa masalah pencabutan sanksi harus diselesaikan untuk mencapai solusi berkelanjutan bagi konflik Ukraina. Dia menambahkan bahwa Washington tertarik untuk mengembangkan kerja sama ekonomi dengan Moskow setelah permusuhan berakhir. Proses pencabutan sanksi ini akan melibatkan sekutu-sekutu Washington di Eropa, menunjukkan kompleksitas diplomasi internasional dalam situasi ini.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa pencabutan sanksi bukan hanya masalah bilateral tetapi juga melibatkan berbagai pihak. Langkah-langkah diplomatik yang diambil oleh kedua belah pihak menunjukkan adanya upaya untuk mencapai solusi yang dapat diterima oleh semua pihak. Dengan demikian, proses ini memerlukan koordinasi yang erat antara Rusia, Ukraina, dan sekutu-sekutu Barat untuk mencapai hasil yang efektif dan berkelanjutan.