Pesawat tempur generasi baru yang menjanjikan, hasil kolaborasi antara dua negara, telah menjadi pusat perhatian. Proyek pesawat tempur canggih ini dimulai pada tahun 2011 dengan tujuan memperkuat armada udara kedua negara. Pemerintah Korea Selatan memegang sebagian besar kepemilikan proyek tersebut, sementara Indonesia berpartisipasi melalui Indonesian Aerospace. Dalam perkembangannya, kontribusi Indonesia mengalami penyesuaian, dari awalnya 20% menjadi 7,5% pada Agustus 2024. Meski demikian, kerja sama ini tetap berlanjut dengan harapan membawa manfaat signifikan bagi kedua pihak.

Salah satu fitur unggulan dari pesawat ini adalah teknologi siluman dan kecerdasan buatan yang terintegrasi, membuatnya lebih kompetitif dibandingkan model lain seperti Rafael dan Typhoon. Prototipe pertama berhasil diselesaikan pada April 2021, diresmikan di Bandara Sacheon. Uji penerbangan perdana dilakukan pada Juli 2022, dan produksi massal direncanakan untuk dimulai pada tahun 2026. Rencana pengiriman setidaknya 40 unit pada tahun 2028 mencerminkan ambisi Korea Selatan untuk memiliki armada udara modern yang kuat hingga 2032. Di Indonesia, proyek ini dikenal sebagai IF-X dan pesawat yang telah selesai akan mendapatkan desainasi F-33.

Pesawat tempur KF-21 Boramae diproyeksikan memiliki jangkauan luas dan beban tempur yang signifikan. Meskipun informasi resmi belum sepenuhnya tersedia, klaim tentang performa pesawat ini menunjukkan potensi besar dalam bidang pertahanan. Produksi awal akan menggunakan mesin dari Hanwha Aerospace, bukan mesin F414 dari General Electric seperti yang awalnya direncanakan. Proyek ini tidak hanya akan menjadi fondasi penting bagi Angkatan Udara Korea Selatan, tetapi juga akan memberikan kontribusi positif dalam upaya modernisasi dan peningkatan kapabilitas militer di masa depan. Kerjasama internasional seperti ini merupakan langkah maju dalam mewujudkan stabilitas dan kemajuan bersama.