Badan Pengelola Investasi (BPI) baru bernama Danantara akan segera diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi ekonomi negara melalui strategi investasi yang efektif dan berkelanjutan. Tujuan utamanya adalah memperkuat posisi ekonomi nasional dengan mengintegrasikan berbagai aset milik pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan pendekatan ini, diharapkan pengelolaan sumber daya alam dan aset negara menjadi lebih efisien dan produktif.

Berbeda dari model pengelolaan sebelumnya, Danantara menawarkan cakupan yang lebih luas dan terintegrasi. Selain mengelola aset tertentu, badan ini juga bertugas mengonsolidasikan berbagai aset pemerintah yang tersebar di berbagai kementerian. Konsep ini mirip dengan Temasek Holdings Limited di Singapura, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi Indonesia. Melalui pendekatan ini, pemerintah berharap dapat menciptakan sinergi antar lembaga pemerintahan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Danantara merupakan akronim dari Daya Anagata Nusantara, yang merepresentasikan energi dan kekuatan masa depan bangsa. Pembentukan badan ini didasarkan pada perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Revisi ini mencakup pengaturan tugas dan fungsi Danantara sebagai Badan Pengelola Investasi. Dengan peluncuran Danantara, Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan manajemen aset yang lebih transparan dan akuntabel, serta mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan bagi semua lapisan masyarakat.