Konteks politik nasional mengalami pergeseran penting dengan kemungkinan reshuffle kabinet yang diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Salah satu posisi yang menarik perhatian adalah jabatan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek). Menurut Lalu Hardian Irfani, Wakil Ketua Komisi X DPR, konflik internal dalam kementerian dapat menjadi salah satu faktor penilaian untuk penggantian Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro. Meskipun demikian, proses reshuffle tetap berada dalam hak prerogatif presiden.

Berdasarkan informasi dari Lalu, hubungan kerja antara Satryo dan Komisi X DPR telah berjalan dengan baik selama beberapa bulan terakhir. Koordinasi dan kerja sama yang intensif telah memungkinkan diskusi mendalam tentang program-program pendidikan tinggi, termasuk inisiatif sekolah unggulan Garuda. Selain itu, dalam pertemuan terakhir, Satryo juga berusaha keras untuk memastikan bahwa efisiensi anggaran tidak mengganggu dana pendidikan tinggi, seperti beasiswa dan Badan Usaha Perguruan Tinggi Negeri (BUPTN).

Pergantian menteri bukan hanya merupakan proses administratif biasa, melainkan momen refleksi bagi pemerintah untuk memperkuat komitmen terhadap pendidikan dan sains. Dengan pemimpin baru, diharapkan akan ada langkah-langkah strategis yang lebih kuat untuk memajukan sektor pendidikan tinggi dan teknologi, sehingga dapat memberikan manfaat nyata bagi generasi muda dan masa depan bangsa.