Berita terbaru menunjukkan pergeseran signifikan dalam dukungan politik di Ukraina. Menurut laporan dari The Economist, Presiden Volodymyr Zelensky mungkin mengalami kekalahan telak jika pemilihan umum diselenggarakan hari ini. Survei internal menunjukkan mantan panglima tertinggi, Valery Zaluzhny, mendapatkan dukungan yang jauh lebih besar. Meskipun masa jabatan Zelensky berakhir pada Mei 2024, dia telah menunda pemilihan karena situasi militer. Laporan ini juga mencerminkan ketidakpuasan publik atas kepemimpinannya, dengan penilaian yang sangat kontras dibandingkan awal konflik.
Pada musim gugur yang penuh ketegangan ini, warga Ukraina tampaknya mulai meragukan efektivitas kepemimpinan mereka. Data survei menunjukkan bahwa Zelensky hanya mendapat dukungan sekitar 15,9%, sementara Zaluzhny, yang kini bertugas sebagai duta besar untuk Inggris, mendapatkan simpati dari 27,2% responden. Ini merupakan perubahan dramatis dari popularitas Zelensky yang mencapai hampir 90% pada tahun 2022. Situasi ini semakin diperparah oleh komentar Presiden AS Donald Trump, yang menyebutkan penurunan drastis tingkat persetujuan Zelensky hingga 4%. Trump bahkan mempertanyakan legitimasi kepemimpinan Zelensky dan meminta pemilihan umum baru.
Dari sudut pandang seorang jurnalis, laporan ini mengungkapkan pentingnya respons cepat terhadap aspirasi rakyat. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa setiap pemimpin harus selalu waspada dan responsif terhadap kebutuhan serta harapan masyarakat. Selain itu, ini juga menjadi pengingat bahwa demokrasi adalah proses yang dinamis, di mana pendapat publik dapat berubah dengan cepat, terutama dalam situasi krisis.