Berita
Potensi Besar Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia Menuju Pasar Global
2025-02-19

Industri mebel dan kerajinan di Indonesia memiliki peluang signifikan untuk menjadi sektor unggulan negara. Didukung oleh ketersediaan bahan baku yang beragam, sumber daya manusia terampil, serta permintaan pasar yang meningkat, industri ini menawarkan nilai tambah tinggi dan daya saing global. Meski menghadapi tantangan ekonomi global, potensi pertumbuhan tetap kuat, dengan target ekspor mencapai USD6 miliar pada tahun 2030. Upaya strategis seperti pameran IFEX juga dilakukan untuk memperkuat posisi industri ini.

Sektor Unggulan dengan Potensi Ekonomi Tinggi

Industri mebel dan kerajinan di Indonesia telah menjadi salah satu sektor prioritas yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Dengan kekayaan bahan baku alami seperti kayu, rotan, bambu, dan serat alam lainnya, industri ini tidak hanya menciptakan produk bernilai tinggi namun juga mendukung penciptaan lapangan kerja dan peningkatan devisa negara. Ketersediaan tenaga kerja yang terampil dan desain khas lokal menjadi faktor penting dalam meningkatkan daya saing di pasar internasional.

Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, menekankan bahwa industri ini memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh. Bahan baku alami yang berkelanjutan, desain inovatif, dan keterampilan pekerja menjadi modal utama. Meskipun kondisi ekonomi global masih dinamis, permintaan terhadap produk mebel dan kerajinan terus tumbuh. China dan Vietnam merupakan eksportir utama saat ini, namun Indonesia memiliki peluang besar untuk mengejar ketertinggalan. Data dari Expert Market Research menunjukkan bahwa pasar furnitur global diperkirakan akan tumbuh 4,9% per tahun hingga 2034, mencapai nilai USD660 miliar pada 2024. Dengan optimisme tersebut, HIMKI berencana untuk mengadakan pameran IFEX pada Maret 2025 guna membantu mempertahankan pertumbuhan ekspor.

Mengoptimalkan Peluang Pasar Global

Permintaan global terhadap produk mebel dan kerajinan Indonesia tetap terbuka lebar, meski mengalami beberapa perlambatan. AS dan Eropa masih menjadi pasar utama, namun permintaan dari kawasan tersebut cenderung menurun akibat inflasi tinggi. Sebagai respons, industri perlu fokus pada pasar baru seperti Timur Tengah, India, dan Asia. Dengan strategi yang tepat, industri ini dapat memaksimalkan peluang di pasar-pasar yang sedang berkembang tersebut.

Abdul Sobur menyatakan bahwa HIMKI optimistis dapat mencapai target ekspor sebesar USD6 miliar pada tahun 2030. Untuk mencapai target ini, kolaborasi antara pemerintah, asosiasi industri, dan pemangku kepentingan lainnya sangat penting. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga mengapresiasi upaya HIMKI dalam mendorong pertumbuhan industri furnitur nasional. Dengan sinergi yang kuat, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri mebel dan kerajinan global. Langkah-langkah strategis seperti pameran IFEX dan pengembangan pasar baru akan menjadi kunci sukses industri ini di masa mendatang.

More Stories
see more