Dalam persiapan untuk arus mudik dan balik Lebaran 2025, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah merencanakan langkah-langkah antisipasi. Diperkirakan puncak pemudik akan terjadi pada akhir Maret hingga awal April. Operasi Ketupat yang berlangsung selama dua minggu akan mencakup berbagai skema lalu lintas untuk memastikan perjalanan lancar. Jumlah pemudik diperkirakan melebihi 100 juta orang, dengan kerjasama antarinstansi untuk mengelola situasi ini.
Polri telah menetapkan periode kritis bagi para pemudik. Berdasarkan analisis data dan pengalaman sebelumnya, pihak berwenang memperkirakan bahwa lonjakan pemudik akan mencapai puncaknya di akhir bulan Maret. Ini bertujuan untuk membantu masyarakat merencanakan perjalanan mereka dengan lebih baik.
Puncak arus mudik diproyeksikan terjadi antara tanggal 28 sampai 30 Maret 2025. Sementara itu, arus balik diperkirakan mencapai puncaknya pada tanggal 8 April. Informasi ini disampaikan oleh Wakil Asisten Utama Kapolri, Irjen Pol Endi Sutendi. Dia menjelaskan bahwa prediksi ini didasarkan pada pola pergerakan tahun-tahun sebelumnya dan peningkatan jumlah penduduk yang cenderung pulang kampung selama liburan Lebaran. Dengan demikian, masyarakat dapat merencanakan waktu keberangkatan mereka agar tidak bertepatan dengan puncak arus tersebut.
Kerjasama antarinstansi menjadi kunci dalam mengelola arus mudik dan balik. Polri telah merancang serangkaian tindakan preventif untuk memastikan keselamatan dan kelancaran perjalanan. Operasi Ketupat yang direncanakan akan dimulai beberapa hari sebelum Lebaran dan berlangsung hingga setelah arus balik.
Untuk mendukung operasi ini, Polri telah menyiapkan berbagai skema lalu lintas seperti contraflow, pengalihan arus ke jalur arteri, serta sistem buka tutup. Rekayasa lalu lintas ini akan disesuaikan dengan kondisi jalan tol dan arteri. Selain itu, Polri juga akan bekerja sama dengan instansi lain seperti Kementerian Perhubungan untuk memastikan informasi yang valid dan terkini. Diperkirakan lebih dari 100 juta orang akan melakukan perjalanan mudik dan balik. Oleh karena itu, koordinasi yang ketat antarinstansi sangat penting untuk mengantisipasi potensi masalah dan memastikan perjalanan yang aman dan nyaman bagi semua pemudik.